Sementara itu, Lia mengatakan, menjadi usher siap menghadapi godaan dari pria. Ia mengaku setiap hari ada yang meminta foto bareng dan nomor telepon.
“Tapi saya tidak kasih. Cara menolaknya harus halus biar mereka tidak tersinggung. Tapi kalau mereka sudah memaksa, cuekin saja,” kata Lia.
Lalu apa yang memotivasi dara asal Subang ini tertarik menjadi usher?
“Bayarannya besar,” kata Lia. Sesudah itu dia tertawa.
“Enam jam honornya Rp 1 juta. Pekerjaannya tidak cukup sulit menurut saya,” katanya.
Menurut Lia, tidak sembarang perempuan bisa menjadi usher dan bertahan pada profesi ini dalam waktu lama, meskipun dari sisi materi pekerjaan ini begitu menggiurkan.
“Berdiri selama enam jam. Kadang sambil melayani pengunjung, menjelaskan produk dan beramah-tamah dengan mereka. Wajah harus senantiasa ceria, tersenyum. Dan semua itu bisa dilakukan hanya bagi yang mau dan kuat saja. Banyak model yang maunya enaknya saja dan pasti nggak kuat dikasih pekerjaan seperti itu.” (Ferianto Hadi)