TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Yamaha Indonesia baru saja menggelar kompetisi tahunan para mekanik motor Yamaha bertajuk Indonesia Technician Grand Prix (ITGP) 2016.
Kompetisi yang mengadu skill para tenaga mekanik di jaringan bengkel Yamaha di seluruh Indonesia ini digelar di kantor Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur pekan ini selama dua hari dan berakhir Kamis (19/5/2016).
Kontes yang mengangkat tema Speed and Accuracy ini diikuti lebih dari 10.498 teknisi. Hasilnya, mekanik Yamaha asal Jambi, Ferry Moniaga keluar sebagai juara I.
Ferry berhak mewakili Indonesia bertarung di ajang Kontes Mekanik Dunia (WTGP) yang akan digelar pada bulan Oktober 2016 di Yamaha Motor Corporation (YMC) Jepang.
WTGP adalah gelaran kontes dunia untuk ke-7 kalinya. Teknisi Indonesia akan berkompetisi dengan teknisi-teknisi dunia dari lebih dari 20 negara di benua Asia, Eropa dan Amerika.
Ditemui usai penyerahan piala dan hadiah, Ferry Moniaga mengatakan, tidak ada kiat spesial yang dia jalankan agar menang di kompetisi ITGP 2016 kali ini.
"Saya sendiri kiatnya hanya belajar serius. Untuk SOP (standard operation prochedure), selama ini saya biasakan jalankan di bengkel Yamaha. Jadi kita selalu laksanakan SOP di bengkel kita," kata Ferry.
Selain hadiah uang tunai dan piala dan plakat, Ferry juga mendapat hadiah arloji dengan emblem bertuliskan angka 46 yang merupakan nomor pebalap tim Movistar Yamaha Velentino Rossi di balap MotoGP.
"Soal perasaan saya, pasti saya senang dan bangga bisa mewakili Yamaha Indonesia ke kontes Yamaha tingkat dunia di Jepang pada Oktober nanti," ujar Ferry ketika ditanya perasaanya memenangi kompetisi ini.
Sehari-harinya, Ferry bekerja di dealer Yamaha Sabang Raya Motor di Bulian, Jambi. Ferry menjadi mekanik Yamaha di sana sejak 2003.
Menurut M Abidin, GM Service and Motorsport PT YIMM, ITGP 2016 merupakan kelanjutan dari Kontes Teknisi Regional yang sebelumya diselenggarakan di 34 Yamaha Training Center di seluruh Indonesia.
Dari kompetisi tingkat regional dipilih 20 teknisi terbaik, lalu diadu di tingkat nasional untuk dipilih enam pemenang (juara 1-3 dan juara harapan 1-3).
Kompetisi terdiri dari dua fase: tes teori dan praktek yang mencakup penerimaan, troubleshooting, dan penyerahan.
Abidin mengatakan, berkat berbagai pelatihan dan kompetisi yang dijalankan secara berjenjang mulai dari bronze, silver sampai gold selama ini, teknisi Yamaha Indonesia berhasil menjadi teknisi kelas dunia.
Buktinya telah beberapa kali teknisi Yamaha Indonesia berhasil keluar sebagai juara dunia saat bertarung di kompetisi mekanik dunia.
Dia menyebutkan, tahun 2007 pada ajang WTGP ke-4, teknisi asal Yamaha Indonesia, Dewa Putu Gunawirawan dari Bali dan Djarot Imam Kristanto dari Solo, secara berurutan memperoleh juara pertama dunia dan juara kedua.
Di ajang WTGP ke-5 tahun 2002, teknisi wakil Yamaha Indonesia atas nama Sukrisna Beni dari Yogyakarta berhasil meraih juara kedua.
Di ajang WTGP ke-6 yang digelar 2014, teknisi Asep Sumpena dari Bandung, sukses menjadi juara ketiga.