TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Oli mesin wajib diganti secara berkala. Pabrikan mobil pun telah membuat jadwal penggantian oli yang wajib dipatuhi oleh para pemiliki mobil.
Interval penggantian oli mesin itu misalnya setiap 5.000 km, 7.500 km, dan 10.000 km.
Ini bisa dilihat di buku panduan pemilik atau buku servis berkala. Apa dampak bagi mobil bila terlambat atau tidak mengganti olisesuai jadwal?
"Dampak tidak ganti oli adalah otomatis kemampuan pelumasan dari oli tersebut akan tidak optimal," buka Bambang Sulistiyanto, Service Head Toyota Auto2000 Tebet, Jakarta Selatan.
Ini karena seiring dengan pemakaian oli akan menerima sejumlah residu hasil proses pembakaran.
Residu ini berupa serpihan metal dan kotoran sisa pembakaran yang dibawa oleh oli mesin.
Baca: Pendeta Jadi Saksi Sidang Cerai Ahok-Vero
"Akan ada banyak kerak karbon di oli akibat proses pembakaran yang terjadi di ruang mesin, lalu kerak karbon tersebut akan membentuk endapan seperti lumpur dan oli akan mengental," lanjut Bambang.
Kalau oli sudah terkontaminasi dan kemampuan pelumasannya sudah tidak optimal bisa berdampak buruk pada komponen internal mesin.
"Kalau sudah mengental dan pelumasannya tidak optimal maka gesekan antar komponen akan meningkat yang bisa merusak komponen internal mesin seperti di dinding silinder, piston, camshaft, dan crankshaft," terang Bambang.
Indikasinya adalah suara mesin yang lebih kasar atau berisik dibanding biasanya.
"Oli yang mengental karena terkontaminasi kotoran juga bisa membuat nosel dan saluran oli tersumbat," ungkap Bambang.
Kalau ini terjadi bisa membuat tidak ada oli yang melumasi komponen bergerak di dalam mesin.
Kalau ini ini terjadi bisa mempercepat keausan pada komponen-komponen tersebut.