Hal ini mengakibatkan harga jual terkerek naik dan berpotensi menahan daya beli. Untuk kenaikan di bulan Oktober ini, terdapat empat produk Toyota yang mengalami penyesuaian yaitu Voxy, Rush, Agya, dan Calya.
Baca: Ducati Akhirnya Rilis Multistrada 1260 Enduro, Motor Anyar untuk Segala Medan Menantang
Jonfis Fandy, Marketing After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) menjelaskan secara umum pasar otomotif dirasakan berjalan stagnan.
Banyak hal yang menghawatirkan seperti kondisi nilai tukar, suku bunga yang naik, dan lainnya. Catatan saja hingga saat ini HPM belum ada rencana menaikkan harga jual kendaraannya.
"Mobil baru dan mobil komersial yang bertumbuh cukup tinggi beberapa tahun ini. Tapi belum memicu kenaikan pasar seperti saat LCGC diperkenalkan di Indonesia," kata Jonfis kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10/2018).
Namun Jonfis meyakini pasar nasional akan tak jauh dari angka 1 juta unit. Tahun lalu penjualan wholesales nasional sebanyak 1,08 juta unit.
Faktor positifnya yakni kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik, pembangunan infrastruktur berjalan lancar, inflasi yang terjaga, neraca keuangan positif dan langkah serta kebijakan pemerintah yang terarah.
Hanya saja Jonfis memprediksi penjualan wholesales Honda akan turun menjadi sekitar 170.000 unit. Padahal tahun lalu penjualan Honda mencapai 186.859 unit.
Menurutnya semua model yang diproduksi di pabrik Karawang akan menyumbangkan 97% penjualan Honda.
Pabrik tersebut memproduksi mobil secara completely knock down (CKD) seperti Honda Brio, Honda Mobilio, Honda CR-V, Honda HR-V dan Honda Jazz.