Untuk perjalanan ekspedisi 'PLN Blits Explore Nusantara' menempuh jarak 15.000 kilometer keliling Nusantara mulai Rabu (14/11/2018) lusa, Nur dan timnya membawa serta service car serta satu mobil hybrid Kasuarim juga buatan ITS, sebagai pendamping.
"Kawa tenda bawa genset dan lain lain. Mobil listriknya ada dua yang kita bawa, satu kagi adalah Kasuari. Total tim ada 10 orang," ujar Muhammad Nur Yuniarto.
Baca: Enam Produk Perawatan Kendaraan Genuine Ini Bikin Mobil Mitsubishi Selalu Oke dan Kinclong
Kasih Anggoro, Ketua Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti mengatakan, nota kesepahaman atau MoU kerjasama Universitas Budi Luhur dan ITS Surabaya tidak hanya sebatas pembuatan mobil listrik Blits ini.
"MoU kita dengan ITS untuk riset bareng tidak hanya mobil listrik, tapi juga untuk proyek pembuatan sepeda motor listrik dan drone," ungkap Kasih Anggoro.
Apakah Blits ini nanti akan diproduksi massal dan dikomersialisasikan alias dijual untuk umum? Baik Nur maupun Kasih Anggoro menyatakan, hal itu bukan domain kampus.
Pihaknya hanya sebatas membuat riset bersama lalu ditunjukkan kepada masyarakat bahwa dunia akademik Indonesia sanggup membuat mobil listrik sendiri.
"Untuk bisa memproduksi massal mobil listrik ini kita butuh industrinya. Harus ada industri yang berperan menggarapnya," ungkap Muhammad Nur Yuniarto.