Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) distributor resmi truk dan bus Mitsubishi Fuso menargetkan penjualan 55.000 unit di 2019.
“KTB menargetkan pertumbuhan 55 ribu unit di 2019 terdiri dari 47.000 unit light duty truck (LDT) dan 7.000 unit medium duty truck (MDT) dan heavy duty truck (HDT),” ungkap Duljatmono, Direktur Pemasaran dan Penjualan KTB di acara media gathering di Jakarta, Senin (11/3/2019).
“Fuso sebagai pemimpin pasar kendaraan niaga berkomitmen selalu memenuhi permintaan konsumen,” tambah Duljatmono.
Tahun 2018 lalu, Mitsubishi Fuso memimpin pasar dengan pangsa pasar 43,9 persen dengan volume penjualan 51.132 unit truk, naik 20,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun ini, KTB mempersiapkan strategi dari sisi produk dan layanan purna jual. Dari sisi produk, dipasarkan sembilan varian Fighter di awal tahun dan penambahan 7 varian segera meluncur.
Varian baru lainnya produk eksisting Colt Diesel dan FUSO akan disempurnakan untuk lebih menyesuaikan kebutuhan bisnis konsumen.
Baca: Setelah 50.000 Km Pemakaian, Biaya Perawatan Xpander Diklaim Tetap Lebih Rendah dari Kompetitor
Layanan purnajual, KTB memiliki jaringan terluas dengan 230 diler resmi, 15 Truck Center, 19 Parts Depo, 107 Mobile Workshop, 5,100 part shop, serta lebih dari 1.500 tim di seluruh diler.
Jaringan tersebut akan terus ditambah, serta didukung beragam program layanan purnajual. Antara lain fleet workshop, konsinyasi suku cadang, dan suku cadang Fuso Value Parts.
Baca: Hino: Bus Besar Mesin Depan Tetap Punya Konsumen, Tapi Pasarnya Makin Kecil
Sejak dirilis pada 2018, FUSO Value Parts memungkinkan konsumen mendapat pilihan suku cadang yang lebih terjangkau.
Selain fokus pada penjualan produk dan layanan purnajual, KTB juga berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial (CSR) yang memberdayakan masyarakat Indonesia.
Fuso Vocational Program untuk membina sekolah menengah kejuruan (SMK) supaya dapat mencetak tenaga ahli kompeten dengan kriteria sesuai dengan kebutuhan industri 4.0.