News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wuling dan Renault Jual Low MPV Murah, Bagaimana Nasib Avanza?

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sales Promotion Girls (SPG) saat berfoto didepan mobil Wuling pada ajang pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (25/4/2019). Wuling Motors membawa dua andalan barunya, pertama adalah sebuah small MPV Wuling Confero S yang mengusung fitur baru transmisi pintar ACT (Automated Clutch Transmission) dan medium MPV Wuling Cortez CT yang dilengkapi dengan Turbocharger.(Tribunnews/Jeprima)

"Mereka (Wuling, Renault, dan lainnya) berhasil menemukan peluang di pasar baru. Jadi skemanya, orang yang baru berpindah dari motor ke mobil masuk ke LCGC, ketika ingin naik kelas, sebelum ke Avanza, masuk ke segmen mereka dahulu. Atau, bisa langsung naik ke Avanza dan sekelasnya (seperti Suzuki Ertiga, Daihatsu Xenia, sampai Honda Mobilio)," kata Soerjo.

Strategi Toyota

Tentu dengan fenomena ini, produsen otomotif seperti Toyota harus memutar strategi kembali. Seperti menyuguhkan sedikit perubahan pada model produk yang ditawarkannya atau biasa dikenal facelift.

"Bila berbicara Avanza, saat ini tekanannya ada dari bawah dan atas (LMPV seperti Xpander). Oleh sebab itu, dari Toyota sendiri pasti harus lakukan refreshment produk dan tentu harus berbeda dengan kompetitor," ucap Soerjo.

Lalu, meningkatkan layanan purna jual, menjaga harga jual kembali (resale value), dan sparepart juga penting.

Model berpose pada peluncuran Toyota New Avanza dan Toyota New Veloz di Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019). Selama 15 tahun kehadirannya di Indonesia, Toyota Avanza berhasil membukukan total penjualan lebih dari 1,7 juta unit, yang diharapkan kesuksesan tersebut mampu dilanjutkan oleh New Avanza dan New Veloz yang penjualannya ditargetkan mencapai 7.000 - 7.500 unit per bulan. (Warta Kota/Alex Suban) (Alex Suban/Alex Suban)

Tak lupa menjaga kedekatan konsumen kepada industri tersebut. "Ketika konsumen sudah percaya, dia akan continue. Inilah hal yang harus dijaga. Layanan juga harus ditambah agar lebih dekat kepada mereka seperti menghadirkan THS (Toyota Home Service)," kata dia.

"Setiap tahun pasti ada tantangan, tidak masalah namanya pasar tapi karena Indonesia adalah negara yang sangat menarik bagi semua maker, jadi kita mengantisipasi pasti akan semakin banyak merek otomotif dan model yang masuk Indonesia. Tiap merk punya strategi masing-masing dan Toyota akan selalu berinovasi," tambah Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy dikesempatan berbeda.

Sebagai catatan, berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan mobil baru di tahun 2018 sebesar 1,1 juta.

Angka tersebut tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Sedangkan kontribusinya, masih diperkasai oleh LMPV.

Mobil murah yang tergolong LCGC sendiri menunjukkan tren penurunan. Pada periode Januari-Mei 2019, LCGC terkoreksi sampai 14 persen (90.065 unit dari 105.009 unit di tahun lalu) dengan total penjualan mobil mencapai 422.038 unit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jawaban Toyota Tentang Fenomena Mobil Murah".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini