Laporan Reporter Kontan, Dina Mirayanti Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengguna Gojek dua setengah kali lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. Hal ini terungkap dalam riset terkait peran ojek online dan taksi online sebagai pelengkap (komplementer) integrasi antar-moda transportasi publik.
Riset bertajuk "Ojek Online, Ancaman atau Pelengkap bagi Bus TransJakarta?” itu menyebut Gojek unggul dari sisi ketersediaan driver, perilaku driver ke pengguna layanan, kemudahan penggunaan aplikasi, serta keamanan dan keselamatan. Namun, kalah dari kompetitornya dari sisi diskon.
Riset tersebut dilakukan Muhammad Zudhy Irawan pengajar di Fakultas Teknik Universitas Gadjahmada (UGM) dan Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM periode 2019-2020.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya S. Dillon mengungkapkan dari berbagai data riset terlihat kesan kompetisi antar-moda transportasi sudah berakhir, termasuk dengan transportasi online.
Baca: Gojek Luncurkan Layanan Gotransit untuk Transportasi Antarmoda
”Data menunjukkan tidak ada kompetisi. Justru komplementer antar kendaraan ojek online dengan kendaraan umum,” katanya dalam keterangan resminya, Rabu (5/8/2020).
Dari riset, lanjut Harya, sekitar 45% pengguna transportasi publik di Jabodetabek telah memfungsikan ojek online sebagai solusi first-mile-last-mile (sarana penghubung awal dan akhir perjalanan).
Baca: Gojek Luncurkan Fitur Streaming GoPlay Live, Dukung Perlindungan Hak Cipta Seniman
Harya mengatakan, kunci keberhasilan integrasi antar-moda transportasi terdiri atas beberapa hal.
Diantaranya, responsif dimana layanannya harus beroritentasi konsumen. Lalu terencana dan terlembagakan, serta tidak ada hambatan regulasi dan birokrasi. Dengan begitu efisiensi akan lebih mudah terwujud.
Baca: Cara Gunakan Sepeda di Stasiun MRT Bundaran HI, Unduh Dulu Aplikasi Gowes
Head of Transport Gojek Group, Raditya Wibowo dalam diskusi virtual, Selasa (4/8/2020) memaparkan, rangkaian solusi Gojek termasuk layanan GoRide dan GoCar menjadi pilihan utama sarana penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) bagi pengguna transportasi publik di Jabodetabek.
Jumlah perjalanan dengan Gojek dari dan menuju hub transportasi meningkat 46% setiap tahunnya.
“Kenaikan tersebut menunjukkan kehadiran layanan GoRide dan GoCar telah menjadi bagian penting yang melengkapi transportasi publik guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah urban seperti Jabodetabek,” ungkap Raditya.
Sementara itu, data internal Gojek mencatat satu dari dua pelanggan Gojek pernah menggunakan layanan Gojek dari atau menuju hub transportasi.
Jumlah pengguna yang menggunakan layanan GoRide dan GoCar untuk mencapai stasiun MRT pada Desember 2019 meningkat hampir tujuh (7) kali lipat sejak MRT diluncurkan.
Saat ini terdapat 11 lokasi stasiun KRL Commuter Line dan Kereta Jarak Jauh juga menjadi titik berangkat dan tujuan yang paling sering dipesan pengguna layanan GoRide di Jabodetabek.
Raditya menjelaskan, masyarakat yang menggunakan GoRide dan GoCar sebagai penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) ke pusat transportasi publik juga menghemat waktu perjalanan hingga 40 persen.
Dia menyebutkan, fitur dan layanan GoRide Instan mampu memangkas waktu tunggu pengguna hingga 40% di berbagai titik hubung transportasi publik seperti Stasiun MRT, KRL, dan Transjakarta.
Sebagian artikel ini tayang di Kontan dengan judul Sudah tak ada kompetisi antara ojek online dan kendaraan umum konvensional?