TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski Kementerian Perhubungan sudah memberlakukan larangan truk overdimensi dan overload (ODOL) melintas di jalan raya, faktanya masih mudah ditemukan truk-truk angkutan barang dengan dimensi bak melebihi ketentuan.
Hal itu misalnya, bisa kita temukan pada truk-truk ekspedisi lintas pulau dan antarkota serta truk-truk angkutan material atau biasa disebut dumptruck.
Umumnya, cara mengakali kapasitas atau volume muatan standar yang direkomendasikan oleh pabrikan adalah dengan memperbesar volume bak belakang. Caranya dengan menambah lebar atau meninggikan bak.
Cara lainnya yang mudah ditemukan adalah memperpanjang wheelbase (jarak pijak roda depan dengan roda belakang) atau julur belakang (rear overhang) dengan menambahkan panjang chassis truk di bengkel-bengkel tertentu.
Bagaimana tanggapan Isuzu?
Thomas Aquino Wijanarka, Instructor Training Center PT Isuzu Astra Motor Indonesia, di acara diskusi virtual dengan media, Jumat (13/11/2020) mengatakan, hal tersebut seharusnya tidak dilakukan karena melanggar ketentuan Pemerintah tentang aturan truk ODOL.
Baca juga: Ketatnya Persaingan Usaha Menjadi Alasan Pengusaha Angkutan Barang Menggunakan Truk ODOL
"Itu kami kebalikan lagi yang seharusnya mengikuti peraturan dari pemerintah, tidak melanggar ODOL (Over Dimension Over Load)," ujar Thomas.
Thomas menjelaskan, truk ODOL bisa berisiko memicu terjadinya kecelakaan.
Baca juga: Kemenhub Minta Pengusaha Angkutan Logistik Tidak Gunakan Truk ODOL
"Banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan, bisa jadi rem blong, bisa jadi over load dan lain-lain. Bagi kami, kembali patuhi peraturan ODOL, rawat kendaraan Anda supaya layak jalan," ujar Thomas Aquino.
Karena truk merupakan alat kerja, Thomas menegaskan harus selalu dilakukan perawatan berkala.
"Untuk kendaraan komersial tetap perlu dilakukan servis berkala sesuai petunjuk pada owner manual. Bisa di 5000 km sampai 10.000 km. Selain itu juga dilihat dari medan operasional masing-masing kendaraan. Misalnya jika di offroad, maka kecenderungan periode servisnya menjadi lebih cepat," tegas Thomas.
Jaga Loyalitas
Berdasar catatan Tribunnews, Saat ini Isuzu menjadi salah satu dari tiga besar pemain otomotif di segmen kendaraan niaga jenis truk di Indonesia bersama dua merek asal Jepang lainnya.
Dibanding kompetitor, Isuzu memiliki lini produk paling lengkap berdasar kategorinya.
Mulai dari kendaraan niaga ringan Isuzu Panther pick up dan Isuzu Traga, truk tugas ringan (LDT) Isuzu Elf NLR, NKR, NHR dan NMR series serta NPS series hingga truk medium duty (MDT) Isuzu Giga series dan truk heavy duty C series.
Thomas mengatakan, untuk menjaga loyalitas konsumen, pengusaha transportasi, PT IAMI berupaya memenuhi kebutuhan setiap konsumen secara spesifik, karena bisnis yang digeluti setiap konsumen berbeda dan menyebabkan berbeda pula kebutuhannya.
"Karena bisnis customer berbeda, maka kebutuhannya akan berbeda pula. Misalnya perusahaan besar memiliki armada yang banyak, mereka sudah memiliki bengkel sendiri."
"Yang dibutuhkan adalah supply spare part yang teratur. Maka di situlah kami harus menyiapkan. Bisa jadi (customer tersebut) butuh training driver, butuh kontrak service dimana mekanik kami secara berkala datang, jadi sangat customable," ungkap Thomas Aquino.