Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institute for Strategics Inisiative (ISI) melalui kajiannya menyebut bahwa relaksasi PPnBM DTP efektif dalam mendongkrak utilisasi industri otomotif nasional yang tengah menghadapi penurunan selama pandemi Covid-19.
Menurut kajian ISI yang diungkap Agustus lalu, nilai penjualan mobil dengan PPnBM DTP lebih tinggi Rp 22,95 triliun dibanding dengan periode yang sama tahun 2020.
Baca juga: Menperin Proyeksikan PPnBM DTP Bisa Tambah Penerimaan Pajak Sebesar Rp 2,22 Triliun
Dengan program tersebut, industri berpotensi menciptakan kesempatan kerja total 183.000 orang.
Selain itu, kebijakan tersebut menciptakan pendapatan rumah tangga bagi pekerja di sektor otomotif dan sektor lain yang terkait dengannya sebesar Rp 6,6 triliun dibandingkan tanpa pemberlakukan program relaksasi tersebut.
Baca juga: Karimun Wagon R Bakal Kena PPnBM 3 Persen, Suzuki Fokus Sasar Konsumen Fleet
Direktur ISI Luky Djani menyebutkan data Maret-Mei 2021 yang dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 dan 2020 menunjukkan program relaksasi PPnBM DTP menguntungkan semua pihak.
"Adanya PPnBM DTP juga menunjukkan peningkatan penciptaan output pada industri sebesar Rp 29 triliun," jelas Luky, dikutip dari rilis Kementerian Perindustrian, Jumat (17/9/2021).
Kemudian di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, kebijakan PPnBM DTP berpotensi membuka pendapatan sebesar Rp 3,69 triliun, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 1,7 triliun, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sebesar Rp 1,7 triliun.
"Kebijakan ini telah menjadi game changer di tengah pandemi yang dihadapi Indonesia saat ini. Dengan multiplier effect yang tinggi, maka sebaiknya kebijakan ini diperpanjang," terangnya.