Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia terus melakukan upaya-upaya percepatan penerapan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan, khususnya kendaraan roda dua.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak seluruh Kementerian dan Lembaga terkait turut mendukung percepatan program tersebut.
Plt. Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, hal ini dilakukan guna mengakselerasi penerapan KBLBB roda dua, dimana Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) menargetkan sebanyak 13 juta unit KBLBB roda dua akan tersedia pada tahun 2030.
Baca juga: Hyundai Kuasai Pasar Mobil Listrik Sepanjang 2021, Penjualan Tembus 87,3 Persen
Untuk merealisasikannya, Kementerian ESDM menginisiasi program konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik.
"Pada tahun 2021 sejumlah 100 unit sepeda motor listrik dinas operasional KESDM yang nilai bukunya sudah Rp0, dikonversi menjadi sepeda motor listrik," ujar Dadan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (23/1/2022).
Konversi dilakukan di Workshop Ketenagalistrikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE).
Workshop ini sudah disertifikasi sebagai Bengkel Pemasangan, Perawatan, dan Pemeriksaan Peralatan Instalasi Sistem Penggerak Motor Listrik pada Kendaraan Bermotor oleh Kementerian Perhubungan.
P3TEKEBTKE telah menyelesaikan uji jalan 10 ribu kilometer untuk ketahanan (endurance test) dan pengujian ke Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor.
Surat BPKB dan STNK sepeda motor juga telah disesuaikan di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
Dadan menguraikan pengguna sepeda motor konversi menghemat pengeluaran biaya BBM Rp2,78 juta per tahun, belum termasuk biaya ganti oli.
Baca juga: Subaru Luncurkan Mobil Balap Listrik Bertenaga 1.073HP
Jika saat ini populasi kendaraan roda dua di Indonesia sebanyak 115 juta (data BPS 2020), maka program ini berpotensi menghasilkan efisiensi penggunaan BBM Rp319 triliun rupiah per tahun serta menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 65 juta ton CO2.
"Untuk memenuhi target GSEN tahun 2030 sejumlah 13 juta unit kendaraan roda 2, maka potensi penghematan BBM sekitar Rp.36 triliun per tahun dan menurunkan emisi GRK 7,5 juta ton CO2e per tahun", sambung Dadan.
Dadan menekankan Kementerian ESDM akan memposisikan diri sebagai katalisator program konversi sepeda motor dan siap bekerja sama dengan kementerian atau lembaga.
Kesuksesan program ini, akan membuka pasar dan mempercepat laju penerapan pada masyarakat, sehingga akan turut menggiatkan perekonomian nasional dengan melibatkan sektor UMKM dan industri lokal.