“Saat masa pandemi saja kami tetap melakukan pemesanan kendaraan ke Isuzu, tentu dengan kondisi saat ini yang mulai normal, pemesanan akan meningkat,” ujar dia.
Apalagi, PT KCS menargetkan hingga 2025 akan memiliki 400 armada untuk menyokong aktivitas bisnis perusahaan yang terus berkembang.
Sebelumnya, pemilik PT Mitra Karya Makmur (MKM) Djoko Handoko mengakui, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, pihaknya sudah lama menggunakan kendaraan Isuzu.
Menurut dia, urusan perawatan kendaraan, sejauh ini tidak pernah ada masalah, justru menguntungkan bagi perusahaan.
"Kami sudah dari pertama kali menggunakan Isuzu dengan mesin common rail. Layanan purna jualnya sangat baik dan tentunya menguntungkan bagi kami,"ujar Djoko.
Ia menambahkan, Astra Isuzu begitu sigap dalam melakukan pelayanan aftersales service kepada konsumen. Terbukti ketika pemilik Isuzu Giga mengalami masalah di lapangan, langsung direspons dengan cepat, bahkan tidak harus menunggu lama dalam hal perbaikan unitnya.
Terkait penerapan standar emisi Euro4, Djoko menilai, itu akan menjadi keunggulan buat Isuzu. Karena, selama ini truk Isuzu Giga yang sudah menggunakan mesin common rail, performanya bagus dan hemat BBM. Apalagi, mekanik Isuzu sudah berpengalaman dalam perawatan kendaraan bermesin common rail.
Tingginya kepuasan pelanggan juga berdampak pada penjualan Isuzu. Hal itu terlihat dari penjualan Isuzu menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Pada Februari 2022, penjualan ritel Isuzu sebanyak 2.072 unit, naik 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar 1.814 unit.
General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril optimistis pencapaian Isuzu tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Isuzu menargetkan Isuzu Elf tahun ini bisa meraih pangsa pasar 25 persen, sedangkan Giga 14 persen, dan Traga sebesar 35 persen.
Attias juga yakin dengan pemberlakuan Euro 4, pencapaian akan lebih besar. “Tetapi memang kita lihat perkembangan marketnya bulan per bulan, karena market kendaraan komersial sangat ditentukan oleh kondisi ekonomi dan bisnis,” tutur Attias.*