Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Lonjakan permintaan kendaraan listrik (EV) di pasar global telah mendorong pembuat mobil seperti Tesla, Stellantis NV dan Volkswagen berlomba-lomba mengamankan bahan baku baterai.
Ini karena mereka sedang dihadapkan pada ancaman pasokan bahan baku baterai dan rantai pasokan global akibat pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.
Selama ini Rusia memasok hampir setengah dari kebutuhan paladium dunia, dan 10 persen kebutuhan nikel dunia.
Rusia juga menjadi pemasok untuk aluminuim dan tembaga sebagai bahan baku utama untuk baterai EV.
Dikutip dari Reuters.com, berikut ini beberapa kesepakataan yang dilakukan produsen mobil listrik dengan pemasok dan penambang, untuk mengamankan bahan baku baterai EV mereka:
Teslaa
Tesla telah membuat kesepakatan dengan Ganfeng Lithium Co dari China yang akan memasok lithium selama tiga tahun, mulai tahun 2022.
Baca juga: Nissan Luncurkan Baterai Solid-State Khusus untuk Kendaraan Listrik
Namun, berapa banyak bahan baku yang akan disediakan Ganfeng tidak diungkap Tesla. Ganfeng merupakan pemasok lithium terbesar ketiga di dunia.
Volkswagen
Pada 8 Desember tahun lalu, Vulcan Energy Resources mengumumkan akan menyediakan litium hidroksida selama lima tahun kepada Volkswagen, mulai tahun 2026.
Baca juga: Bus Mercedes-Benz Euro 4 Akan Diluncurkan Tahun Depan, Apa Kabar Versi Listriknya?
Vulcan mengekstrak litium dari sumber panas bumi di wilayah Lembah Rhine, Jerman.
Toyota
Produsen mobil asal Jepang, Toyota, membuat kesepakatan dengan BHP Group Ltd, untuk memasok nikel sulfat dari Australia Barat ke perusahaan patungan pembuatan baterai antara Toyota Motor dan Panasonic.