Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, AUSTIN - Produsen mobil listrik Tesla Inc telah mengajukan izin ke negara bagian Texas untuk memperluas pabrik kendaraan listriknya di kota Austin pada tahun ini.
Menurut pengajuan bulan Januari ke Departemen Perizinan dan Pendaftaran Texas, Tesla mengungkapkan rencananya untuk menghabiskan lebih dari 770 juta dolar AS untuk membangun pabrik di Austin.
Melansir dari CNBC, fasilitas yang dibangun di Austin rencananya digunakan untuk pengujian dan pembuatan sel baterai serta pembuatan unit katoda dan unit penggerak kendaraan.
Media berita The Austin Business Journal sebelumnya telah melaporkan rencana dan pengajuan izin Tesla untuk memperluas pabriknya.
Baca juga: Penjualan Tesla di China Anjlok 41 Persen Imbas Dicabutnya Insentif Pembelian Mobil Listrik
Produsen mobil yang dipimpin Elon Musk tersebut secara resmi membuka pabrik kendaraan listrik dan baterai di Texas pada April 2022, dengan mengadakan pesta “rodeo dunia maya” untuk pemegang saham dan penggemar Tesla di Texas.
Saat ini Tesla memproduksi beberapa kendaraan utilitas crossover Model Y di Austin, dan berencana memproduksi secara massal Cybertruck, sebuah pikap listrik, di kota itu juga.
Setelah produsen mobil listrik itu membuka pabriknya di Austin dan pabrik perakitan kendaraan di luar negeri yaitu di Berlin, Jerman, CEO Tesla Elon Musk menyebut kedua pabrik tersebut sebagai ”tungku uang raksasa ”, dalam sebuah wawancara dengan Tesla Owners Silicon Valley.
Pada bulan lalu, Tesla menangguhkan produksi di pabrik Shanghai mulai 24 Desember 2022 di tengah gelombang infeksi Covid-19 yang meningkat.
Menurut pemberitahuan internal dan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, penangguhan produksi ini maju dari rencana sebelumnya untuk menghentikan sebagian besar pekerjaan di pabrik Shanghai, China, pada minggu terakhir di bulan Desember.
Namun pada saat itu, Tesla tidak memberikan alasan soal penangguhan produksi itu.
Reuters melaporkan pada awal Desember bahwa Tesla berencana menghentikan produksi Model Y di pabrik tersebut mulai 25 Desember hingga 1 Januari.
Sementara itu, China kini sudah melonggarkan kebijakan nol-COVID, sebuah langkah tiba-tiba yang disambut baik oleh bisnis dan publik tetapi sangat mengganggu operasi bisnis dalam jangka pendek.
Salah satu sumber mengatakan, para pekerja Tesla di pabrik Shanghai dan pemasoknya juga jatuh sakit sebagai bagian dari gelombang COVID-19 ini, sehingga menimbulkan tantangan bagi operasi produksi kendaraan Tesla.
Tesla juga bergulat dengan tingkat inventaris yang tinggi karena pasar terbesar kedua yakni China bersiap untuk penurunan ekonomi.