Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebelum jadi pemilik perusahaan otobus (PO) dengan omset yang fantastis, siapa sangka Yustinus Soeroso juragan dari PO Bus Rosalia Indah hingga Muhadi Setiabudi bos dari PO Dedy Jaya dulunya pernah menjadi seorang kondektur bus antar provinsi (AKAP).
Bus dikenal sebagai angkutan transportasi dengan layanan premium dengan harga yang ramah dikantong, alasan ini yang membuat bus menjadi moda transportasi yang paling ramai diminati masyarakat Indonesia.
Bahkan untuk menunjang kepuasan para penumpang para pemilik bus berlomba menghadirkan berbagai fasilitas dan kelas seperti Ekonomi, Bisnis, VIP, Eksekutif, dan yang terbaru ada Suites.
Baca juga: PO Mulyo Indah Apa Kabarmu? Makin Samar Kiprahnya di Transportasi Bus Malam AKAP
Meningkatnya permintaan masyarakat akan moda transportasi ini membuat sejumlah pemilik bus PO termasuk Bus Rosalia Indah hingga Dedy Jaya dapat meraup pundi – pundi pendapatan yang fantastis.
Namun, pendapatan ini tak serta merta didapatkan dengan cara yang instan, sebelum menjadi pemilik perusahaan bus PO kondang. Keduanya diketahui pernah menjadi kernet angkutan umum.
Merintis usaha dari nol tak membuat semangat keduanya redup dalam menghadapi persaingan ketat antar para pebisnis kendaraan moda transportasi, berkat keuletan dan kerja kerasnya selama bertahun – tahun sosok ini menjadi seseorang yang dinilai inspiratif dalam industri angkutan transportasi darat bus.
Berikut rangkuman kisah inspiratif dari para pemilik bus PO kondang beromzet fantastis di Indonesia.
Yustinus Soeroso – Pemilik Bus Rosalia Indah
Kondisi ekonomi yang serba pas – pasan memaksa Yustinus Soeroso menjadi seorang kondektur bus, seiring berjalannya waktu pengalaman tersebut mendorong Yustinus dan sang istri untuk mencoba merintis bisnis travel di tahun 1983.
"Berbekal dari pengalaman saya yang pas-pasan sebagai seorang kondektur bus, di tahun 1983, saya belajar memulai usaha travel antar jemput dengan nama Rosalia Indah," ujar Yustinus yang dikutip dari kanal YouTube Rosalia Indah Official.
Awal bisnis ini berdiri Yustinus diketahui hanya memiliki satu armada dengan jenis Colt Diesel AD 9866 A, yang sekarang disebut “Bibit Kawit”. Dengan menggunakan kendaran tersebut Yustinus mulai mengangkut penumpang dengan rute Solo – Blitar.
Usaha travel ini kian berkembang, hingga di tahun 1991 Yustinus dapat menambah lima kendaraan “Bumel Non AC”, merk HINO type AK untuk melayani trayek atau rute baru yakni Jogja – Surabaya, Jogja – Blitar dan Malang.
Di tahun 2015, bisnis travel Yustinus makin besar dan berubah menjadi perusahaan bus yang berstatus perusahaan perseorangan dengan nama PT Perusahaan Indah Transport berdasarkan SK Menkumham RI No. AHU-2392920.AH.01.01.
Berkantor di Jl. Raya Solo - Sragen KM. 7,5 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. PT. Rosalia Indah Transport kini berubah menjadi satu dari sekian jasa pelayanan transportasi AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) menjadi AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang sukses menghadapi persaingan bisnis transportasi darat sejak era 1990-an.
Kini PT Rosalia Indah Transport telah memiliki 345 armada, 264 jaringan agen di Pulau Jawa dan Sumatera, dengan jumlah karyawan mencapai 1.583 (data per Agustus 2019).
Muhadi Setiabudi - pendiri PO Dedy Jaya
Selain Yustinus Soeroso, Bos dari PO Dedy Jaya juga menjadi sosok yang sukses berkat merintis usahanya dari nol.
Di balik keberhasilan bisnisnya pria kelahiran Brebes 1 Maret 1961 ini diketahui pernah menjadi seorang kernet, bahkan Muhadi sempat berprofesi sebagai buruh serabutan hingga menjadi penjual bambu.
Baca juga: Pastikan Kesiapan Armada Bus di DKI Jakarta, Dirjen Perhubungan Darat Kunjungi Terminal Pulogebang
Setelah mengumpulkan uang, Muhadi mengawali bisnisnya dengan membuka toko bangunan usai berkecimpung di dunia bangunan selama 7 tahun.
Bermodal pengalaman menjadi kondektur di tahun 1989 Muhadi nekat untuk membuka usaha transportasi dengan trayek Brebes-Jakarta PP.
Bisnis ini semakin melebar hingga akhirnya kehadiran PO Dedy Jaya disambut baik masyarakat Brebes, Pekalongan, Tegal, dan Purwokerto.
“Ini diawali dari mimpi, dulu seorang kondektur ingin punya bus. Alhamdulillah Allah SWT mengabulkan doa saya, dengan motto kami ‘Teman Setia dalam Perjalanan’. Kami ingin melayani penumpang dengan sebaik mungkin,” ujar Muhadi dalam video di kanal YouTube PerPalZ TV.
Berkat kerja kerasnya dalam merintis bisnis, Muhadi yang kini berusia 63 tahun sudah memiliki lebih dari 200 armada bus ditengah persaingan ketat para pebisnis transportasi.
Tak hanya itu pria asal Brebes ini juga turut mendirikan sebuah perguruan tinggi bernama Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS).