3. Kurangi Kecepatan
Seperti sudah ditekankan di atas, cuaca hujan cenderung membuat jalan menjadi licin. Genangan juga membuat ban tidak menapak sempurna, sekaligus bisa saja menyembunyikan lubang.
Dengan kondisi seperti ini, pengemudi harus ekstra konsentrasi. Mengerem dalam kondisi kecepatan tinggi sudah pasti menyebabkan titik henti berbeda dibanding saat jalanan kering. Karena itu, kurangi kecepatan truk saat hujan.
Baca juga: Gandeng Hyundai, WeRide Kembangkan Mobil dengan Sistem Mengemudi Otonom Bertenaga Hidrogen
4. Rutin Lakukan Perawatan
Pada saat cuaca seperti hujan inilah kita akan menyadari betapa pentingnya perawatan kendaraan. Sebab, kita akan mengandalkan peran sejumlah part, seperti rem, kesehatan mesin, kondisi ban, hingga wiper.
Wiper adalah alat yang akan membantu dalam membersihkan kaca depan untuk mendukung pandangan pengemudi saat menyetir terutama ketika hujan.
Problemnya, saat hari cerah, wiper tidak digunakan, sehingga kita tidak sadar perihal kualitas kerjanya.
Di sinilah pentingnya perawatan berkala, termasuk untuk memastikan kualitas karet wiper.
Baca juga: Tips Mengatasi Kantuk saat Mengemudi di Bulan Puasa
5. Bahaya Penggunaan Lampu Hazard
Lampu hazard merupakan lampu tanda bahaya yang memanfaatkan kedua lampu sein kanan dan kiri untuk berkedip-kedip secara bersamaan.
Dengan dua lampu sein berkedip-kedip, maka pengguna jalan lain diharapkan memahami bahwa kendaraan kita sedang mengalami sesuatu.
Memang, kedipan lampu bisa membangun perhatian dan kewaspadaan. Namun, lampu ini semestinya digunakan ketika kendaraan menepi dan bukan untuk dinyalakan ketika sedang melaju saat hujan badai.
Efek buruknya, lampu hazard yang dinyalakan saat melaju bisa menyilaukan pandangan pengemudi lain di belakang.
Satu lagi, karena lampu sein berkedip bersamaan dengan lampu hazard, pengemudi lain tidak tahu bahwa sebenarnya kendaraan yang sedang menyalakan lampu hazard itu hendak berbelok.