Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepadatan arus lalu lintas yang mau tidak mau menambah beban kerja mesin mobil.
Selain pelumas, penting juga mengecek kondisi cairan pendingin radiator atau sering juga disebut radiator coolant.
Manager Promosi PT Autochem Industry Dhany Ekasaputra membagikan tips memilih cairan pendingin radiator yang tepat di negara iklim tropis.
Baca juga: Sita Pelumas Palsu Sebanyak 196 Ribu Botol, Kemendag Sebut Nilainya Rp16,5 Miliar
Menurutnya, cairan pendingin radiator penting karena ikut bekerja untuk menjaga suhu mesin dalam kondisi stabil.
Perannya sebagai media yang akan mengalirkan suhu panas mesin mobil ke udara luar atau disebut juga dengan transfer heat.
Tidak lain karena radiator berperan untuk menjaga agar suhu mesin tetap stabil dengan dibantu oleh kipas mesin agar tidak terjadi panas berlebih alias overheat.
Kemudian, untuk mengisi radiator, memang masih ada pendapat mengapa tidak memakai air saja yang juga punya kemampuan mengalirkan suhu panas.
“Pada dasarnya air memang memiliki transfer heat terbaik dalam menghantarkan panas. Namun jika pemilik kendaraan hanya menggunakan air keran atau mineral, tentu akan berpotensi terjadi korosi (karat) pada sistem pendinginan mesin,” kata Dhany dalam keterangannya, Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Libatkan 40 Distributor, EMLI Perluas Jaringan Distribusi Pelumas di Jawa-Bali dan Sumatera
“Untuk itu, perlu menggunakan radiator coolant yang memiliki aditif anti karat dan kandungan glycol di dalamnya,” tuturnya.
Dijelaskan lagi bahwa kandungab glycol pun perlu diracik dengan tepat lantaran Indonesia merupakan negara tropis.
“Karena karakter dari glycol adalah menyimpan panas sehingga perannya sangat dibutuhkan untuk negara-negara empat musim agar tidak membeku,” kata Dhany.
“Tapi glycol juga dapat meningkatkan titik didih, meski tidak seberapa. Sebagai contoh, jika ada konsentrat glycol sebanyak 50 persen saja hanya akan sanggup meningkatkan titik didih hingga 105,9 derajat Celcius pada tekanan 1 ATM,” urainya.
Satu hal yang sulit ditemui di pasaran jika produk radiator coolant menyodorkan klaim memiliki titik didih hingga di atas 120 derajat Celcius.
Dipastikan itu diakibatkan dari penggunaan tutup radiator yang mampu menahan hingga 1.7 Bar (ATM).
Untuk itu, memang diperlukan suatu komposisi yang tepat agar peran glycol tadi menjadi tepat guna untuk iklim tropis.
Seperti yang terdapat pada produk Master Radiator Coolant, telah dirancang untuk iklim tropis karena memiliki titik didih yang lebih tinggi dari air murni namun transfer heat tetap optimal.
Selain itu produk radiator coolant tersebut juga sudah diberi aditif untuk mereduksi potensi munculnya karat pada radiator. Karena karat akan berpeluang mengurangi kemampuan radiator dalam melepas panas berlebihan saat mesin bekerja.
Korosi memang masalah laten di radiator, dan komponen lain yang terkait dengan proses pengendalian suhu mesin.
Terlebih bagi mobil yang berada di wilayah tropis dengan kelembababn tinggi seperti Indonesia.
Pihak Autochem, diterangkan Dhany, menyadari sepenuhnya persoalan ini.
”Dari sejak tahap awal berupa bahan baku kami selalu memilih materi dasar yang terbaik, termasuk MASTER Radiator Coolant yang memakai air khusus. Kandungannya bisa menjaga PH (Potential Hydrogen) dalam kondisi basa (asam) agar efektif menekan terbentukan karat,” kata dia.