Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sokonindo Automobile, pabrikan mobil DFSK menyebut, terus berupaya untuk menambah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Gelora E agar bisa mendapatkan subsidi mobil listrik dari pemerintah.
Diketahui, di antara persyaratan untuk mendapatkan insentif dari pemerintah, yakni produk tersebut telah diproduksi lokal dan memiliki TKDN lebih dari 40 persen.
Marketing Head DFSK Achmad Rofiqi, mengatakan, saat ini pihaknya masih berupaya untuk terus menambah TKDN Gelora E, satu di antaranya yaitu baterai.
Baca juga: DFSK Gelora E Diklaim Hanya Habiskan 60 Persen Daya Baterai untuk Tempuh Jarak 185 Km
"Karena beberapa vendor seperti baterai mulai mengadakan pendekatan. Karena ketika menggunakan komponen dari dalam negeri itu ternyata sudah meningkatkan TKDN 35 persen untuk baterai saja," kata Rofiqi, saat ditemui, di Bandar Lampung, Sabtu (20/5/2023).
Terkait hal itu, kata Rofiqi, akan terealisasi pada akhir tahun 2023 nanti.
"Jadi rencananya akhir tahun baterai itu sudah dipersiapkan. Tidak hanya untuk DFSK tapi brand lain juga ya," ucapnya.
Selain itu, Rofiqi menuturkan, keseriusan DFSK menjangkay pasar otomotif Indonesia diejawantahkan melalui produksi lokal Gelora E, di pabrik Cikande, Serang, Banten.
Sebab, hal tersebut memengaruhi harga jual DFSK Gelora E menjadi lebih terjangkau, dibandingkan saat masih mengimpor utuh atau completely built up (CBU) dari Cina.
Adapun kendaraan niaga listrik tersebut saat ini dibanderol dengan harga Rp 399 juta dari sebelumnya Rp 580 juta.
Sementara untuk tipe blind van saat ini menjadi Rp 350 juta dari semula Rp 480 juta.
Sebagai informasi, DFSK Gelora E menggunakan baterai berteknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 Km.
Untuk pengisiannya tidak memerlukan waktu yang lama berkat dukungan fast charging sehingga pengisian daya 20-80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit.
Kualitas baterai juga sudah dipastikan terjaga karena sudah lolos uji yang dilakukan oleh DFSK.
DFSK Gelora E juga ditunjang dengan efisiensi energi yang tinggi dan mampu mengurangi biaya operasional yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan.
Konsumen cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 per-kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.
Para konsumen DFSK Gelora E juga tidak perlu khawatir dengan keamanan baterai selama kepemilikan kendaraan.
DFSK Gelora E sudah mengadopsi langkah-langkah perlindungan seperti perlindungan isolasi, perlindungan tegangan tinggi, tahan debu dan air (hingga standar IP67) dan sistem perlindungan baterai yang ketat untuk memastikan keamanan baterai dalam kondisi ekstrim.
Dimensi DFSK Gelora E tercatat 4.500mm x 1.680mm x 2.000mm (PxLxT) yang memberikan kabin ekstra luas dan lapang, serta dipadukan dengan kemampuan berkendara yang bisa diandalkan.
Kendaraan fungsional ini hadir ditawarkan dalam dua varian, yakni Minibus dan Blind Van, yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan usaha konsumen di Indonesia.
Model Minibus hadir dengan kapasitas 7 penumpang dan cocok untuk digunakan sebagai kendaraan angkutan umum, travel, kendaraan shuttle, antar jemput karyawan, bahkan mendukung sektor pariwisata.
Kemudian untuk model Blind Ban didukung dengan panjang kabin mencapai 2,63m dan area kargo mencapai 5 m3 dan cocok untuk kebutuhan logistik, katering, angkutan barang dan berbagai sektor lainnya.