Pasang target waktu tidur dengan alarm ponsel, misalnya 30 menit. Alarm juga membuat kita tidak tidur terlalu pulas dan tersadar jika ada masalah seperti kesulitan bernapas.
Baca juga: Pemotor Jangan Sampai Tertipu, Ini Cara Membedakan Oli Palsu dengan yang Asli
Segera bangun dan buka pintu mobil bila merasa mual, pusing atau perasaan tidak nyaman lainnya. Bunyikan klakson bila merasa kesulitan bernapas dan butuh bantuan orang lain.
3. Bahaya Gas Beracun
Seseorang dapat mati lemas bila kadar oksigen di dalam kabin menurun dan kadar gas karbon monoksida (CO) naik, biasanya berasal dari gas buang mesin mobil.
Sifat gas ini yang tidak bau membuat korban tidak menyadari potensi bahaya. Sirkulasi AC yang tertutup mempercepat proses penyebaran gas beracun.
Dalam kadar tertentu, gas CO masih aman untuk manusia. Tetapi, ketika kadar CO meningkat dan kadar oksigen di dalam darah turun, tubuh akan keracunan dan lemas hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Dalam banyak kasus bahkan korban tidak tahu dirinya keracunan gas berbahaya.
Ketika mobil berjalan, risiko keracunan gas CO jauh lebih kecil karena dalam kondisi sadar dan langsung merasakan ada yang tidak beres.
Embusan udara juga akan mendorong gas beracun dari kolong mobil ke belakang dan tidak naik ke dalam kabin.
4. Cari Lokasi Parkir yang Aman
Bagaimana jika tetap akan tidur karena hanya menyetir sendirian dan sudah melewati jumlah jam mengemudi dalam sehari?
Hindari tidur di area tertutup seperti basement karena sirkulasi udara di dalam area ini kurang baik yang membuat gas racun tidak bisa keluar.
Cari tempat yang dirasa benar-benar aman, kalau di rest area atau pom bensin, cari lokasi yang berdekatan dengan pos penjagaan atau keramaian seperti mini market.
Jika tidur di malam hari dan udara tidak panas, kita dapat mematikan mesin dan AC mobil, serta cukup membuka jendela.