News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bamsoet Bakal Bertemu  Dubes Belanda Bahas Mobil Bersejarah Sultan Kasunanan Surakarta Pakubuwono X

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bamsoet usai menerima Badan Pembina IMI Pusat, Ricardo Gelael bersama pengurus Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Kota Solo di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo mengungkapkan perjalanan bangsa Indonesia di dunia otomotif sudah dimulai sejak 51 tahun sebelum Indonesia merdeka, yakni sekitar tahun 1894.

Otomotif di Indonesia ditandai dengan hadirnya Benz Victoria Phaeton karya Karl Benz, Jerman, yang dibeli oleh Sultan Kasunanan Surakarta Pakubuwono X. Hal ini tentu saja menempatkannya sebagai orang Indonesia pertama yang membeli mobil.

Kini mobil tersebut kabarnya disimpan menjadi koleksi Museum Louwman, Belanda.

"Dalam waktu dekat, saya akan bertemu Duta Besar Belanda untuk Indonesia guna membahas lebih lanjut seputar kondisi mobil tersebut. Sekaligus mengajak beliau bekerja sama melalui Museum IMI yang akan dibangun di TMII dengan Museum Louwman Belanda, sebagai Sister Museum untuk menghadirkan mobil bersejarah tersebut ke Indonesia," ujar Bamsoet.

Pernyataan tersebut disampaikannya usai menerima Badan Pembina IMI Pusat Ricardo Gelael bersama pengurus Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Kota Solo di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: Bamsoet Apresiasi Keberhasilan Uji Coba Siaran IMI TV

Bamsoet menjelaskan, Benz Victoria Phaeton milik Sultan Kasunanan Surakarta Pakubuwono X tersebut menjadi yang termewah di Pulau jawa, dengan kanopi bergaris hijau dan putih serta tirai serasi untuk melindungi penumpang dari sinar matahari tropis.

"Dari berbagai literatur diketahui bahwa mobil tersebut dapat menampung enam hingga delapan penumpang. Mesinnya satu silinder yang terletak di bagian belakang, dengan bahan bakar 2-3 liter. Poros engkol tidak tertutup, berputar di tempat terbuka sehingga mobil harus dihentikan secara berkala agar dapat dilumasi. Untuk menghidupkan mobil, flywheel harus diberi tarikan yang kuat," jelasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, mobil tersebut pernah dipamerkan di pameran motor RAI Amsterdam pada tahun 1924, yang kemudian dikirimkan ke Belanda dari Semarang menggunakan kapal laut. Setelahnya, mobil tersebut menjadi milik Royal Dutch Automobile Club (KNAC) selama bertahun-tahun hingga kemudian disimpan sebagai koleksi Museum Louwman, Belanda.

Baca juga: Peringati Hari UMKM Nasional, Ketua Umum IMI Apresiasi Pelaksanaan IMI Road to UMKM di Solo

"Kita patut berterima kasih kepada pihak pemerintah Belanda dan Museum Louwman yang telah menyimpan dan merawat mobil tersebut. Karena itu, kita ingin membangun kerja sama Sister Museum agar secara berkala, mobil tersebut juga bisa dihadirkan kembali di Indonesia melalui Museum IMI," pungkas Bamsoet. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini