Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Toyota berencana memproduksi 47 ribu mobil model hybrid, di mana 9 ribu dari itu akan diekspor ke luar negeri dan sisanya untuk dalam negeri.
"Dengan memproduksi 47 ribu itu, kita bisa menghemat, bisa mengurangi penggunaan emisi itu separuhnya," kata Vice President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam di Hotel SenS, Ubud, Bali, Kamis (24/8/2023).
Ia mengatakan, perkembangan kendaraan hybrid kini sudah bisa diterima oleh masyarakat. Contohnya adalah Innova Zenix.
"Awalnya kita berasumsi mungkin yang akan menggunakan hybrid itu 30 persen, yang menggunakan conventional car 70 persen," kata Bob.
"Tapi kenyataannya, 70 persen mereka yang demand-nya terhadap (kendaraan hybrid) naik, dan 30 persen yang conventional car. Begitu juga Yaris Cross," lanjutnya.
Hal ini, kata Bob, menunjukkan bahwa model mobil hybird yang diperkenalkan kepada konsumen itu bisa disambut baik.
Ia menekankan, Toyota akan konsentrasi terhadap teknologi-teknologi yang bisa menghemat bahan bakar, bisa mengurangi emisi, dan diterima konsumen, selain juga menghadirkan opsi-opsi teknologi lain.
"Jadi seiring berjalannya waktu, konsumen lah yang akan menentukan model apa yang akan mereka gunakan," ujar Bob.
Baca juga: Jalan-jalan di Ubud Bisa Naik Shuttle Gratis dari Toyota, Beroperasi Mulai September 2023
Sebagai informasi, Toyota membanderol Kijang Innova Zenix model Hybrid tipe G seharga Rp 458 juta, tipe V Rp 532 juta, dan tipe Q Rp 611 juta.
Baca juga: Toyota Mobility Foundation dan Pemprov Bali Luncurkan Layanan Shuttle di Kawasan Ubud
Untuk mesin bensin ditawarkan ke konsumen dengan berbanderol Rp 419 juta dan Rp 467 juta, on the road DKI Jakarta.