Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Honda resmi membatalkan kesepakatan kerjasama dengan General Motors untuk memproduksi mobil listrik baterai lithium-ion yang dibanderol murah dan ramah lingkungan.
“Setelah mempelajari hal ini selama setahun, kami memutuskan bahwa ini akan sulit sebagai sebuah bisnis, jadi saat ini, kami mengakhiri pengembangan kendaraan listrik yang terjangkau,” kata CEO Honda Toshihiro Mibe, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Baca juga: Kemenperin Sindir KPBB soal Emisi Mobil Listrik, Ini Penjelasannya
Pembatalan kontrak kerjasama ini diumumkan Honda usai Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberikan isyarat terkait rencana kenaikan suku bunga bunga sebesar 525 bps menjadi 5,25-5,5 persen dalam pertemuan acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon,
Risalah ini dilontarkan Powell lantaran laju inflasi AS mengalami lonjakan sebesar 3,7 persen (year on year/yoy), hingga imbal hasil (yield) Treasury tenor 10 tahun AS melesat menyentuh naik menyentuh angka 5 persen.
Kendati kenaikan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral The Fed dapat menstabilkan inflasi Amerika, akan tetapi sikap agresif ini secara tidak langsung telah mengerek naik bunga dana di perbankan lokal, akibatnya biaya pinjaman pembelian mobil listrik kredit ikut terkerek naik di tengah tingginya laju inflasi.
Kondisi kian diperparah lantaran para produsen otomotif seperti Honda dan General Motor mulai kesulitan untuk mendapatkan pasokan chip di tengah ketidakpastian pemasok suku cadang kendaraan listrik.
Serangkaian tekanan itu yang dikhawatirkan dapat memicu penurunan prospek pendapatan Honda dan GM, terlebih belakangan ini penjualan mobil listrik di pasar global sedang mengalami kemunduran
Baca juga: Mazda Siap Luncurkan Mobil Listrik pada 2025
Sebelum rencana tersebut dibatalkan, pada tahun 2022 silam Honda dengan produsen kendaraan General Motor berambisi mengembangkan arsitektur kendaraan baru berbaterai Ultium EV GM, yang akan digunakan untuk model SUV crossover kecil.
Keduanya juga berniat membangun kapasitas pabrik perakitan untuk memproduksi jutaan kendaraan yang nantinya akan dijual di harga 30.000 dollar AS pada tahun 2027, namun rencana tersebut harus dibatalkan lantaran biaya bahan baku suku cadang saat ini mengalami lonjakan di tengah ancaman kenaikan suku bunga.
Menyusul Honda dan GM. CEO Tesla Inc, Elon Musk turut mengumumkan pemangkasan jumlah produksi mobil listriknya (electrical vehicle atau EV) di pabrik perakitan cabang Meksiko.
“Biaya pinjaman yang tinggi akan menahan pelanggan membeli kendaraan. Hal ini yang membuat orang-orang semakin ragu untuk membeli mobil baru jika ada ketidakpastian perekonomian,” kata Musk.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Ford yang pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan sementara satu dari tiga shift di pabrik yang memproduksi truk pikap listrik F-150 Lightning.
Tak tanggung – tanggung untuk menekan pembengkakan biaya operasional ditengah inflasi, pada bulan Juli lalu Ford terpaksa memperlambat peningkatan kendaraan listriknya, sebagai gantinya perusahaan asal Detroit ini mengalihkan investasi mobil listriknya ke kendaraan komersial dan hibrida.