Maraknya klakson Basuri yang dinilai sebagai hiburan juga memunculkan kerumunan yang menanti bus lewat. Tidak hanya di lokasi parkir bus wisata atau terminal umum, tetapi juga merambah ke tepi jalan. Baik jalan arteri maupun jalan tol.
"Saya pernah menyaksikan sejumlah anak menunggu/berburu bus dengan klakson Basuri di tol dalam kota, di halte Transjakarta di sepanjang jalan Gatot Subroto. Anak-anak dari tepi jalan ada yang menunggu di tangga penghubung jembatan penyeberengan dengan halte Transjakarta ada pula yang setengah badannya berada di dalam jalan tol," sebutnya.
"Kondisi seperti tak boleh dibiarkan karena sangat membahayakan. Butuh kedewasaan dari semua pihak untuk ikut mengatasi potensi yang membahayakan nyawa ini," ungkapnya.
Baca juga: Ini Lokasi Anak-anak Pemburu Klakson Telolet Basuri di Jabodetabek
"Orang tua mengawasi anak-anak, pemilik bus mengawasi kru busnya, mungkin perlu juga dipertimbangkan untung rugi penggunaan klakson Basuri pada armada busnya.
Pengelola jalan tol dan segenap instansi perhubungan maupun kepolisian yang mengawasi arus lalu-lintas juga sebaiknya memperhatikan situasi dan kondisi yang berpotensi membahayakan nyawa, seperti misalnya kelompok anak-anak yang masuk ke kawasan jalan tol.
Selain itu, penegakan hukum baik oleh kepolisian maupun instansi perhubungan terhadap kendaraan yang menimbulkan dampak keselamatan nyawa juga perlu dipertegas lagi.