TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Setelah batal merger dengan Honda, Nissan Motor Co. kini mencari mitra baru pengembangan kendaraan listrik. Calon mitra yang diincar adalah Foxconn, perusahaan produsen chip Taiwan yang selama ini jadi vendor Apple.
Perusahaan otomotif yang bermarkas di Yokohama, Jepang, tersebut tertarik berkolaborasi dengan Foxconn.
"Nissan kini terbuka untuk bekerja sama dengan mitra baru, termasuk perusahaan teknologi, karena perusahaan tersebut berupaya menavigasi pergolakan teknologi yang dibawa oleh kendaraan listrik, mobil berbasis perangkat lunak, dan produsen China baru yang bergerak cepat," kata dua orang sumber yang mengetahui masalah itu seperti dikutip Reuters.
Foxconn saat ini jadi salah satu kandidat yang berpotensi menjalin mitra dengan Nissan untuk mengembangkan bisnis mobil listrik canggih, meski Nissan belum memberikan pernyataan khusus.
Namun apabila rencana kerja sama ini terealisasikan maka kolaborasi tersebut akan menavigasi pergolakan teknologi yang dibawa oleh kendaraan listrik,.
Foxconn akan memanfaatkan Nissan untuk mengembangkan bisnis barunya, yakni menjadi perakit mobil-mobil listrik untuk merek-merek otomotif besar dunia.
Lini bisnis perakitan mobil listrik Foxconn saat ini dipimpin oleh Jun Seki, mantan pemimpin senior Nissan.
Seki awalnya digadang-gadang sebagai calon CEO Nissan, tapi ia mundur ketika jabatan itu diberikan kepada Makoto Uchida.
Nissan sebelumnya membatalkan rencana merger senilai 60 miliar dolar AS dengan Honda yang semula diyakini akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia, mengalahkan BYD dari China.
Baca juga: Di Balik Mundurnya Nissan dari Rencana Megamerger, Honda Ingin Jadikan Anak Usaha
Nissan tak menjelaskan alasan mengapa mundur dari rencana merger itu.
Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan ini, negosiasi antara Nissan dan Honda mengalami hambatan akibat perbedaan visi yang semakin besar.
Honda disebutkan ingin menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan di bawah arahan Honda, suatu skenario yang tidak sesuai dengan konsep awal merger yang diusulkan sebagai kesepakatan antara dua pihak yang setara.
Baca juga: Perundingan Buntu, Nissan-Honda Batalkan Rencana Merger Bernilai 60 Miliar Dolar AS
Honda berdalih tanpa kendali penuh, perusahaan tampaknya lebih memilih untuk menarik diri dari perjanjian kerjasama itu.
Terlebih saat ini bisnis Nissan di Meksiko tengah menghadapi tekanan akibat adanya kebijakan tarif impor kendaraan yang diwacanakan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.