Hal tersebut disadari Lejar, mengingat minimnya informasi yang diterima masyarakat.
Orang-orang secara umum tidak menyadari jika Papua memiliki kekayaan budaya dan tradisi tersendiri.
"(Awalnya saya) menyadari presepsi orang tentang Papua sering kali keliru, terlebih informasi yang diterima hanya ada satu arah. Orang tidak menyadari kalau Papua memiliki kekayaan budaya dan tradisi tersendiri," kata Lejar.
Sehingga dirinya ingin memberikan informasi bagaimana kehidupan dan kebudayaan masyarakat Papua, termasuk kisah-kisah yang tersembunyi dibaliknya.
"Saya ingin memberikan informasi kehidupan dan kebudayaan Papua," terang Lejar.
Baca juga: Gabungkan Wayang dengan Sinematik, Pertunjukan Shri Rajasa Sang Amurwabhumi Siap Digelar Bulan Depan
"Papua memiliki kisah-kisah tersembunyi pada faktor yang berada di tengah masyarakat."
"Kekayaan ini yang sekarang bewujud Wayang Papua, yakni sebuah karya yang menghadirkan kisah Papua kepada masyarakat umum," terang Lejar.
Penciptaan Karya
Lejar menciptakan Wayang Papua dengan melakukan peralihan dari sastra lisan menjadi seni pertunjukan.
Sastra lisan yang dimaksud yaitu merupakan kembangan dari cerita-cerita rakyat warga Papua, yakni suku Malind.
Dari cerita tersebut, Lejar lantas merepresentasikannya kedalam sebuah pertunjukan wayang.
"(Awalnya) saya membuat buku cerita rakyat dari Merauke dan dikembangkan menjadi yang baru (Wayang Papua)," terang Lejar.
Diketahui, Lejar menciptakan karya ini untuk tugas akhirnya sebagai syarat kelulusan pendidikan pascasarjananya di Institus Seni Indonesia Yogyakarta.
Berbeda dengan wayang yang biasa dijumpai di Jawa, Wayang Papua memiliki ciri khas tersendiri.