News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Strategi Mohammad Saleh Terpilih Jadi Senator dari Bengkulu

Penulis: Y Gustaman
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPD terpilih dari Bengkulu Mohammad Saleh

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mohammad Saleh terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bengkulu. Pengusaha elektronik ini bahkan meraih suara cukup besar, 74.275 suara, dengan perolehan terbesar keempat.

Kebanyakan kariernya dilewatkan di dunia bisnis. Ia tercatat memiliki usaha Solite Grup dengan 150 outlet di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, dan Prioritas Grup dengan karyawan mencapai 16.000 orang.

Kepada Tribunnews.com, Saleh menuturkan beberapa strategi bisa melenggang ke Senayan menjadi anggota DPD RI. Sebagai bakal calon anggota DPD, hal utama adalah mengumpulkan KTP sebagai syarat pencalonan Saleh agar direstui KPU.

Orang-orang yang ia gunakan sebagai tim jemput bola KTP, belakangan ia pakai lagi sebagai saksi pas penghitungan suara.

Saleh menyadari, strategi marketing atau pemasaran dari mulut ke mulut cukup ampuh untuk membuka produk diterima pasar. Nah, para pengumpul KTP sekaligus sebagai brand ambassador yang menyosialisasikan Soleh dari lingkungan keluarga mereka.

Calon lain hanya fokus di beberapa kabupaten atau kota sebagai basis masa pemilihnya, tidak demikian dengan Saleh. KTP dukungan ia usahakan didapat dari 10 kabupaten atau kota di Bengkulu. Sehingga sosialisasi dirinya di publik terbantu oleh mereka.

"Prinsipnya pemilu itu kayak menjual barang. Jadi saya menerapkan strategi marketing ekonomi, tinggal diubah bajunya ke politik. Intinya calon itu seperti bagaimana menjual simpati. Menjual barang tidak laku menjadi laku," kata Saleh.

Untuk memastikan dirinya sebagai calon DPD Bengkulu, ia juga menggunakan jaringan karyawan di perusahaannya. Para karyawan ini menyosialisasikan Saleh ke lingkungan keluarga mereka.

Transportasi perusahaan dikerahkan juga untuk menunjang sosialisasinya. Untuk lebih mudah dikenali dibandingkan calon DPD lain, Saleh meminta dosen FISIP Bengkulu dan 15 mahasiswa politik merumuskan tagline iklan politiknya. Akhirnya diambillah tagline yang cukup sederhana, yakni "Coblos Kacamatanya."

Dari 20 calon DPD di Bengkulu hanya saya yang pakai kacamata. "

Modal yang sudah dipegang sejak menggalang dukungan KTP, Saleh pelihara baik-baik. Sampai mendekati hari pemungutan suara, para pengumpul KTP ia rekrut lagi. Kali ini sebagai saksi untuk di Tempat Pemungutan Suara.

Mendekati hari pemungutan suara, Saleh mengorganisir kembali sebanyak 4.284 saksi. Angka ini sesuai dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Bengkulu.

Sekian banyak saksi ia gembleng, tak terkecuali melibatkan karyawannya dari tingkat manajer sampai direktur. Karena tidak mungkin mentraining para saksi untuk mengetahui betul cara pelaksanaan pemungutan sampai penghitungan suara di TPS, Saleh mengumpulkan hanya koordinator saksi di 150 an kecamatan yang ada di Bengkulu. 

"Dari semua saksi di seluruh kecamatan di Bengkulu, plus di kabupaten saya kumpulkan di hotel. Saya undang orang KPU sebagai trainer bagaimana tata cara menjadi saksi. Trainingnya full day, dari pukul 09.00 WIB sampai sore," ujar suami Priyanti Andriani ini.

Saleh tak cukup saksinya hanya paham teori lewat penjelasan orang KPU. Bahkan, ia pun membriefing kembali saksinya dan membuat modul teknis dengan bahasa yang mudah dipahami sebagai pegangan saksi.

Bukan tanpa ongkos Saleh mengangkat mereka sebagai saksi. Sejak awal menawari mereka untuk menjadi saksi, Saleh pun langsung memastikan bahwa pekerjaan ini ada gajinya. Hampir Rp 1 miliar dana ia keluarkan, lebih separuhnya untuk honor saksi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini