News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi Transjakarta

Kejagung: Penanganan Kasus Transjakarta Tidak Terpengaruh Politik

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa dari Gerakan Jakarta Baru berunjuk rasa mendesak Kejaksaan Agung segera memanggil Gubernur DKI Jakarta non aktif, Joko Widodo (Jokowi) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Bus TransJakarta, di Gedung Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2014). Para pengunjuk rasa yang mengaku bekas pendukung Jokowi tersebut mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus korupsi Bus TransJakarta bila Kejagung tidak sanggup menyelesaikannya. (

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan bila penanganan kasus korupsi Transjakarta hingga saat ini masih berpedoman pada fakta-fakta hukum.

"Proses penyidikan kasus Transjakarta hingga hari ini tetap berpedoman pada fakta-fakta hukum. Tidak akan terpengaruh pada hiruk-pikuk politik," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Tony Spontana di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2014).

Hal tersebut diungkapkan menyikapi beredarnya dugaan bocoran percakapan antara ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dengan Jaksa Agung Basrief Arief.

Menurut Tony, Jaksa Agung sudah menyampaikan dengan tegas bahwa transkip tersebut merupakan fitnah yang sangat keji.

"Jadi kita terjemahkan saja bahwa itu tidak benar," katanya.

Apalagi dikatakan Tony, transkip tersebut pun tidak disertai dengan rekaman aslinya saat diserahkan Progres 98. Sehingga Kejagung tidak terlalu reaktif untuk menyikapi hal yang belum jelas.

Lanjut Tony, sebelumnya pun pernah juga beredar surat pemanggilan terhadap Joko Widodo dan surat permohonan penangguhan pemeriksaan Joko Widodo yang beredar di media massa. Semua itu sudah dibantah Jokowi dan Jaksa Agung.

"Terakhir ada lagi transkip, saya prediksi ini akan terus terjadi gangguan-gangguan menjelang Pilpres dan kita sudah berkomitmen tidak akan terpengaruh," ungkapnya.

Jaksa Agung pun sudah bekomunikasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman untuk melacak penyebar surat tidak benar terkait penanganan kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta.

"Mengenai kasus surat menyurat sebelum ini, sudah disampaikan kepada Kapolri untuk penyelidikan, kalau perlu ditemukan siapa pelakunya," katanya.

Mantan Aktivis 98 yang tergabung Progres 98 mendatangi Pusat Pelayanan Hukum dan Pengaduan Masyarakat Kejaksaan Agung, Rabu (18/6/2014) siang.

Kedatangan Faizal Assegaf bersama teman-temannya tersebut dalam rangka memberikan surat permohonan supaya Jaksa Agung mengklarifikasi transkip pembicaraan antara Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dengan Jaksa Agung Basrief Arief melalu saluran seluler terkait kasus korupsi proyek pengadaan bus TransJakarta.

Bocoran transkip pembicaraan tersebut didapatkan Faizal pada tanggal 6 Juni 2014 setelah melaporkan gratifikasi yang dilakukan Calon Presiden RI Joko Widodo kepada KPK. Saat keluar dari gedung KPK, dirinya dihampiri seseorang yang mengaku utusan Komisoner KPK Bambang Widjojanto. Meskipun tak menyebutkan nama, Faizal menyakini orang yang memberi transkif percakapan tersebut merupakan pegawai KPK. Keyakinannya muncul karena orang tersebut saat menemuinya menggunakan kaos bertuliskan KPK yang dilapisi kemeja putih.

"Dia membuntuti kami sejak sore dan memberikan transkrip pembicaraan dan memperdengarkan isi rekaman. Awalnya saya ragu, tapi saya mendengar jelas suara Megawati sehingga saya yakin," ujarnya.

Transkip pembicaraan tersebut dikatakan Faizal sama dengan rekaman suara berdurasi 3 menit 12 detik yang didengarkannya langsung. Rekaman pembicaraan tersebut tejadi pada 3 Mei 2014 sekitar pukul 23.09 WIB.

Berikut transkipan pembicaraan antara Megawati dengan Basrief Arief melalui saluran telepon sebagaimana selebaran yang disebarkan Progres '98:

Pembicaraan diawali dengan saling menyapa lalu masuk ke poin masalah..

(Basrief Arief) "... terima kasih bu, arahannya sudah saya terim, langsung saya rapatkan dengan teman-teman..."

(Megawati) "...itu anu, sampeyan jangan khawatir, soal media saya serahkan ke pak Surya, nanti beliau yang berusaha meredam..."

(Basrief Arief) "...makasih bu, eskalasi pemberitaan beberapa hari ini agak naik, tapi alhamdulillah trendnya mulai menurun. Tim kami sudah menghadap pak Jokowi, meminta yang bersangkutan agar tidak terlalu reaktif ke media massa..."

(Megawati) "... Syukurlah kalau begitu, intinya jangan sampai masalah ini (kasus transjakarta) melemahkan kita, bisa blunder hadapi pilpres, tolong diberi kepastian, soal teknis bicarakan langsung dengan pak Trimedia dan Mas Todung, aku percaya sama sampeyan..."

(Basrief) "... Tadi sore kami sudah berkoordinasi, insyallah semua berjalan lancar, mohon dukungan dan doanya bu, saya akan berusaha maksimal, pak Trimedi juga sudah menjamin data-datanya..."

(Megawati) "...amin, semua ini ujian, semoga tidak berlarut-larut, apa sih yang ga dipolitisir, apa lagi situasi kini makin dinamis, tapi saaya percaya sampeyan dan kawan-kawan bisa meyakinkan ke media, saya percaya bisa diatasi, jangan kasus ini pak Jokowi jadi terseret dan membuat agenda kita semua berantakan..."

(Basrief Arief) "... Insyallah saya usahakan, sekali lagi terima kasih kepercayaan ibu kepada saya dan teman-teman, kita komit kok bu, untuk urusan ini (kasus transjakarta) saya pasang badan..."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini