"Wawasan mereka akan bertumbuh lebih komplet lewat pengalaman bermain bersama, bekerjasama, bersosialisasi, dan saling mendukung dalam kesetaraan serta toleransi. Ini bekal penting bagi anak-anak calon pemimpin di masa mendatang.” ujar Jales.
Indonesia telah memulai OCDay sejak tahun 2017, yang diawali dengan kerjasama antara Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak dengan Ketua OCDay Global yang berpusat di London.
Pada saat pertama kali berpartispasi, Indonesia menjadi kategori terbaik kedua setelah Inggris. Hal ini tercapai karena jumlah sekolah yang mengikuti dan melaksanakan OC Day di
Indonesia semarak dengan berbagai tema. Di tahun 2018, Indonesia berpartisipasi kembali dengan jumlah SRA sebanyak 11.097 di 236 kabupaten/kota di 34 provinsi yang diikutsertakan.
Tahun ini, OCDay dilaksanakan dengan menggunakan konsep yang lebih variatif dari tahun sebelumnya. Terdapat 17 langkah kegiatan dan 10 nilai positif yang dilakukan oleh anak-anak
dalam durasi waktu sekitar 3 jam.
Dari 17 langkah kegiatan tersebut, anak-anak diharapkan dapat menerapkan dan berperilaku yang memenuhi 14 unsur, antara lain pembentukan karakter positif, iman dan taqwa, kesehatan, adaptasi perubahan iklim, pelestarian permainan tradisional, cinta tanah air, literasi, pengurangan resiko bencana, dan mendorong sekolah ramah anak.
Kampanye global di Indonesia tahun ini serentak dipusatkan di beberapa sekolah yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, yaitu SMAN 2 Tangerang Selatan, SDN 2 Bukittinggi, SLB
Balikpapan, SMA Advent Manado, SDN 2 Lateri Ambon, dan YPK Kristus Jayapura. Acara di Bukittinggi kali ini dihadiri oleh Rohika Kurniadisari, Asdep Menteri Pemenuhan Hak Anak atas
Pengasuhan, Keluarga, dan Lingkungan.
Pelaksanaan OCDay ini selaras dengan amanat yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo agar setiap sekolah melakukan proses pembelajaran di luar kelas lebih banyak dengan persentase 60% daripada belajar di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak membosankan, sekaligus memberi tantangan yang berbeda bagi anakanak.