Saat ini, lanjutnya, antarmanusia sudah terhubung antara satu dengan yang lainnya. Tak ada batasan antarnegara. Terjadi perubahan yang luar biasa.
"Kita perlu adanya new responses. Kita pakai cara-cara lama pasti basi. Karakter hebat ke depan adalah komunikasi dan kolaborasi," katanya.
Direktur Kunci Institute M Kharisul Ilmi mengatakan, diskusi yang dirangkai dengan peluncuran organisasi ini memang memiliki misi menyatukan anak bangsa.
Kunci Institute selain menguatkan SDM, lembaga ini sebagai wadah bagi anak muda Indonesia untuk terus merajut kebhinnekaan dan persatuan.
"Kunci Institute ingin mengajak generasi muda mencintai Indonesia dengan keberagaman. Perbedaan adalah kekayaan tak terlihat yang dimiliki Indonesia. Menjadi sebuah keharusan bagi anak bangsa merawatnya," katanya.
Untuk itu, ia berharap, Kunci Institute sanggup memberi kontribusi bagi Indonesia, di antaranya melalui penguatan karakter generasi milenial.
"Termasuk konsentrasi kami dalam hal penelitian," sambungnya.
Wakil Rektor I UKI Dr Wilson Rajagukguk mengatakan, UKI sebagai role model kampus kebhinnekaan.
Forum ini, lanjutnya, sebagai ikhtiar memberikan pencerahan betapa pentingnya menjaga keberagaman ditengah ancaman disintegrasi bangsa.
"Pemerintah juga harus hadir mengembangkan sumber daya manusia. Ditengah bonus demografi yang dimiliki bangsa saat ini," tambahnya. (*)