Dalam penerapannya, guru mengajar masih minim mengajak siswa untuk menggunakan literasi.
Hal ini akan berakibat membuat siswa tak terbiasa membudayakan untuk mengedepankan belajar dengan sistem literasi.
Adanya pola seperti ini, Retno berpendapat harus dilakukan pembenahan secara cepat.
Tujuannya agar kebijkan program 'Merdeka Belajar' yakni penghapusan UN betul terealisasikan dalam memperbaiki sistem pendidikan.
"Misalnya budaya literasi. Guru-guru Indonesia aja mayoritas itu bukan pembaca, bukan guru yang budaya literasi baik. Jadi dia juga nggak bisa menulari murid-muridnya," ujar Retno, dikutip dari Kompas.com.
"Jadi seluruh komponen di sekolah itu yang dilatih, sehingga bisa terjadi perubahan cepat. Jadi budaya yang lama itu bisa ditinggalkan," lanjutnya.
Jika UN akan dihapus, tetapi cara mengajar guru tidak berubah maka akan sulit untukn mencapai tujuan yang diharapkan.
Guru harus berkualitas jika menuntut siswa-siswinya berkualitas.
"Guru berkualitas, siswanya juga berkualitas. Kalau para guru dan siswa berkualitas, maka sekolah pasti berkualitas. Jadi kuncinya di guru," katanya.
Program 'Merdeka Belajar'
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
1. USBN akan diubah dengan ujian Asesmen Kompetensi Minimum yang diselenggarakan untuk sekolah.
Ujian ini dapat dilaksanakan dalam bentuk tertulis atau sistem lain yang lebih komprehensif.
Contohnya adalah sistem portofolio dan penugasan kelompok, karya tulis, dan lain-lain.