"Tapi kita harus memastikan bahwa program ini, sebelum dilaksanakan adalah program dengan integritas dan transparansi yang terbaik," papar Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim menambahkan, evaluasi lanjutan akan dilakukan secara intensif dalam beberapa minggu ke depan.
Ada tiga hal yang menjadi fokus evaluasi lanjutan, di antaranya, integritas dan transparansi sistem seleksi organisasi yang akan menerima dana POP.
Baca: Setelah Terima Masukan dari Berbagai Pihak, Kemendikbud Bakal Evaluasi POP
Kemendikbud akan mengundang pihak eksternal untuk melihat proses seleksi tersebut.
Untuk diketahui, sebelumnya POP mendapat kritik keras dari Muhammadiyah yang dilanjutkan dengan mundurnya ormas Islam ini.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto menegaskan, mundurnya Muhammadiyah dari POP tidak ada kaitannya dengan uang.
Namun karena proses seleksi yang terlalu panjang dan dilibatkannya pihak ketiga.
Muhammadiyah ingin seleksi hanya dilakukan oleh pihak internal, yakni Kemendikbud.
Selain itu, kriteria organisasi dan riwayat organisasi juga perlu dipertimbangkan agar benar-benar layak menerima dana POP.
Baca: Fadli Zon Desak Mendikbud Hentikan POP
"Yang kedua siapa saja kriterianya, yang ketiga apa saja yang berhak dilakukan oleh semua lembaga-lembaga mana saja."
"Misalnya Muhammadiyah dan NU sudah berkecimpung di dalam sebelum negara Indonesia merdeka, tapi konteksnya juga sama saja dengan lembaga-lembaga lain," ungkap Sunanto.
Lebih jauh lagi, POP adalah salah satu program unggulan Kemendikbud, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru.
Kemendikbud telah menyiapkan dana Rp 595 miliar untuk diberikan kepada 156 ormas terpilih.
Ormas terpilih tersebut dalam penerimaan dana dibagi menjadi tiga kategori, di antaranya:
- Kategori Gajah, yang akan menerima dana senilai Rp 20 miliar
- Kategori Macan, yang akan menerima dana senilai Rp 5 miliar
- Kategori Kijang, yang akan menerima dana senilai Rp 1 miliar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)