News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerhati Pendidikan Soroti Tata Kelola Pendidikan Online: Butuh Tahapan Pelaksanaan yang Jelas

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BELAJAR ONLINE - Di hari pertama masuk sekolah, Muhammad Azka Husnan, siswa kelas 8 SMP YP IPPI Petojo, Jakarta Pusat, kembali aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online lewat aplikasi google classroom, dari kediamannya, Senin (12/7/2020). Di tengah masa pandemi Covid-19, proses belajar mengajar melalui online diterapkan sebagai pengganti proses belajar secara tatap muka antara siswa dengan para guru untuk menghindari kerumunan guna mencegah penyebaran Covid-19.

TRIBUNNEWS.COM - Prof Harun Joko Prayitno, seorang pemerhati dan pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memberikan pandangan terkait tata kelola pendidikan online.

Di tengah gonjang-ganjingnya pendidikan di masa pandemi, pembelajaran secara daring agaknya dianggap solusi.

Lantas apakah pendidikan online ini benar-benar bisa menjadi solusi?

Harun yang juga menjabat Dekan FKP UMS menilai, pendidikan online memiliki kelebihan pada aspek beyond classrooms (melampaui batas ruang dan waktu).

Namun pendidikan online dihadapkan pada sejumlah kendala.

Pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Dr Harun Joko Prayitno MHum. (Tribunnews/Istimewa)

Baca: Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus

Baik kendala teknis jaringan, hambatan sosioal ekonomi biaya, kendala sosiokultural kesiapan adaptasi, maupun masalah substansi atau hakikat pendidikan itu sendiri.

"Sebab pendidikan hakikatnya suatu proses, bukan semata-mata hasil."

"Hasil adalah sebuah konsekuensi logis dari sebuah proses pendidikan," ujar Harun dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Minggu (9/8/2020).

Seperti tak memiliki pilihan lain, Ketua ALPTK PTM Indonesia ini juga menilai, pendidikan online tetap akan dilaksanakan oleh Kemendikbud dan Kemenag secara penuh.

SIMULASI - Simulasi pembelajaran tatap muka di SMP 17 Agustus 1945, Selasa (4/8/2020). Simulasi proses pembelajaran tatap muka yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dilakukan seminggu setelah pertemuan kepala SMP negeri dan Swasta bersama Wali Kota Surabaya. Sebanyak 10 sekolah swasta dari 21 sekolah pilot project pembelajaran tatap muka ditunjuk mewakili wilayahnya. (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca: E-learning Dibutuhkan untuk Solusi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

Baca: Pemerhati Pendidikan: Tak Ada Sinyal dan Internet Jangan Jadi Alasan untuk Buka Sekolah

Baik dari jenjang pendidikan anak usia dini, sampai dengan pendidikan perguruan tinggi, tanpa disertai petunjuk teknis dan tahapan pelaksanaan yang jelas.

Bila benar tidak adanya tahapan yang jelas, apa dampak yang bisa ditimbulkan?

Harun memperkirakan, timbulnya kepunahan atau bahkan matinya pendidikan (education death) dan punahnya atau matinya kepekaan sosial (social death).

"Karena anak-anak yang masih dalam proses tumbuh dan berkembang tersebut hanya mengalami pertumbuhan secara fisik."

"Tetapi perkembangan mental dan kejiwaan pendidikannya mengalami kemandegan."

Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melakukan kegiatan belajar mengajar bersama sistem online di ruang aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Di tengah pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan tanpa tatap muka, pembelajaran daring pun diberlakukan. (Tribunnews/Jeprima)

Baca: Wujudkan Masa Depan Anak dengan Menjaga Kualitas Pendidikan

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini