TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Harun Joko Prayitno, menyoroti soal pembelajaran online.
Menurut Harun, pembelajaran online ini bisa mematikan nilai rasa dan kepekaan sosial.
Sebab, satu di antara hakikat pembelajaran ialah untuk memanusiakan manusia.
Upaya tersebut dilakukan untuk menjadikan kehidupan manusia (dalam hal ini anak) menjadi bermatabat.
Harun menilai, pemartabatan anak ini hanya bisa dilakukan melalui proses, bukan hasil yang tiba-tiba.
"Pembentukan manusia seutuhnya dan pemartabatan kehidupan bermasyarakan anak sebagai individu dewasa, yang berinteraksi di lingkungan mamsyarakat, merupakan tujuan akhir dari sebuah perjalanan panjang proses pendidikan," ungkap Harun dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Senin (24/8/2020).
Baca: Dana Program Organisasi Penggerak Dapat Dialokasikan untuk Tingkatkan Kualitas PJJ
Di masa pandemi seperti saat ini, upaya pembelajaran daring menjadi satu di antara solusi.
Namun rupanya, pembelajaran daring bisa mempengaruhi beberapa nilai dari sebuah pendidikan.
"Salah satu kelebihan sekaligus lompatan pembelajaran online (daring) ialah pembelajaran yang mampu melapaui batas ruang dan waktu sekaligus (beyond classroom)."
"Namun demikian juga perlu disadari, hakikat pendidikan bukan hanya sekedar memintarkan atau bukan sekedar mengkompetensikan melalui online."
Baca: Kemendikbud Diminta Tidak Tindaklanjuti Usulan Pendidikan Militer untuk Mahasiswa
"Masalahnya, pembelajaran online tidak bisa meneyentuh nilai rasa atau mengabaikan kepekaan sosial," tegas Dekan FKIP UMS ini.
Oleh sebab itu, lanjut Harun, diperlukan strategi-strategi khusus yang lebih dapat menghargai anak.
Terutama nilainya sebagai sosok individu sosial yang sedang tumbuh kembang.
"Saat ini saatnya menanamkan dan mengamalkan secara nyata dalam kehipan anak sehari-hari tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan."
"Kebersihan merupakan modal pokok kesehatan."
Baca: Guru Diminta Kreatif Ajari Siswa Saat PJJ, Kemendikbud: Tidak Cuma Diberi Tugas