Ketiga adalah peningkatan produksi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi, seperti pelibatan ilmu bioteknologi (khususnya rekayasa genetika) dan juga ada banyak faktor yang berperan dalam proses produksi.
Antara lain, kondisi sosio-politik masyarakat setempat, ekologi, dan lain sebagainya.
Agus menambahkan ilmu pangan kedepan akan berperan penting dalam membantu ketahanan pangan Indonesia.
Demi mewujudkan agenda nomor 7 dalam Nawacita, ilmu pangan berperan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Secara spesifik, ilmu pangan (bersama dengan ilmu gizi dan teknologi pangan) juga berperan dalam peningkatan ketahanan dan kemandirian pangan, khususnya untuk membantu perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat.
“Semua pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.