Masyarakat hidup dengan rukun dan damai.
Sayangnya, sebagian masyarakat masih suka membuang sampah di sungai. Meskipun sudah disediakan tempat pembuangan sampah, kesadaran masyarakat masih kurang.
(Jawaban tersebut hanya sebagai contoh)
Roro Jonggrang
Roro Jonggrang adalah seorang putri dari Kerajaan Prambanan. Raja Prambanan, ayah Roro Jonggrang gugur dalam pertarungan melawan Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging.
Akibatnya, Bandung Bondowoso menguasai Kerajaan Prambanan. Bandung Bondowoso yang tamak menginginkan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya.
Roro Jonggrang yang tidak mau diperistri oleh Bandung Bondowoso pun mengajukan sebuah syarat.
”Aku bersedia menjadi permaisurimu, Bandung Bondowoso. Tetapi, ada syarat yang harus kau penuhi. Jika berhasil, aku akan menikah denganmu. Namun, jika kau gagal izinkan aku pergi,” kata Roro Jonggrang.
”Apa pun yang kau minta akan aku penuhi, Roro Jonggrang. Jika aku gagal memenuhinya, aku akan mengembalikan kerajaan ini kepadamu,” sahut Bandung Bondowoso angkuh.
”Aku minta kau membangun seribu candi untukku. Semua harus selesai sebelum matahari terbit esok.” Sahut Roro Jonggrang.
”Baiklah, aku pasti berhasil memenuhi syarat yang kau buat.” Jawab Bandung Bondowoso angkuh.
Bandung Bondowoso meminta bantuan pasukan jin untuk membangun seribu candi. Dalam sekejap, bangunan candi mulai tampak. Roro Jonggrang panik, dia mengadu kepada Bi Sumi, dayang kepercayaannya.
Bi Sumi mempunyai ide untuk menggagalkan pekerjaan Bandung Bondowoso. Dia segera memerintahkan para dayang untuk menumbuk lesung dan membakar jerami.
Suara lesung bertalu-talu dan semburat api yang memerah di langit membuat suasana seperti pagi hari. Ayam-ayam jantan berkokok bersahut-sahutan. Mendengar kokok ayam jantan, pasukan jin terkejut.