Lalu, seperti apakah kegiatan petani wortel yang berada di balik tanaman yang berkhasiat ini? Gede Suardana adalah salah satu petani wortel di Desa Batunya, Kabupaten Tabanan, Bali yang membudidayakan wortel jenis lokal. Suardana memaparkan, selama masa tanam, para petani rutin memberikan pupuk pada awal masa tanam. Menurutnya pemberian pupuk di awal masa tanam sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman. Pupuk yang mereka gunakan adalah pupuk organik.
Hasil pertanian wortel lokal juga tidak mengecewakan. Gede Suardana menjelaskan bahwa ia mampu memperoleh omzet sebesar 2 juta rupiah per bulan dengan harga jual perkilogram sebesar Rp7.000,00. Untuk pemasaran, Suardana menjelaskan bahwa ia membawa wortel-wortelnya tersebut ke Pasar Baturiti Tabanan. Di sana, ia bertemu dengan pengepul sayur yang kemudian mendistribusikan wortel-wortelnya ke beberapa daerah di Pulau Bali.
Dalam dunia usaha pertanian, ada tiga pihak yang selalu bekerja sama, yakni pemasok, petani yang bersangkutan, dan distributor yang membeli sayur-mayur atau buah-buahan dari petani. Ada pula penjual sayur yang secara langsung membeli sayuran dari petani dan menjualnya secara berkeliling.
Ayo Menulis
Berdasarkan bacaan di atas, identifikasikan:
• Interaksi manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
• Interaksi manusia dengan lingkungan sosial.
• Keberagaman yang dapat kamu temukan di dalam cerita yang disajikan
Jawaban:
- Interaksi lingkungan hidup: Selama masa tanam, para petani rutin memberikan pupuk pada awal masa tanam.
- Interaksi sosial: Suardana bertemu dengan pengepul sayur yang kemudian mendistribusikan wortel-wortelnya ke beberapa daerah di Pulau Bali.
- Keberagaman dalam teks: Keberagaman jenis pekerjaan
Keberagaman yang tinggi dapat kita temukan di lingkungan pasar tempat para petani menjual hasil pangannya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli untuk melakukan kegiatan jual beli. Para penjual dan pembeli yang bertemu di pasar bisa berasal dari berbagai suku, agama, dan tingkat sosial ekonomi. Oleh karenanya, diperlukan rasa toleransi dan tenggang rasa yang tinggi agar kerukunan tetap terjaga.
Kepedulian masyarakat Indonesia tentang toleransi terhadap keberagaman sudah semakin tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya iklan masyarakat yang menekankan pada pentingnya toleransi antarsuku atau antaragama. Hal ini menunjukkan bahwa iklan bukan hanya mampu dijadikan sebagai alat untuk mempromosikan barang atau jasa, tetapi juga sebagai alat untuk mempromosikan hal-hal positif atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.