Ia berhasil meredam pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yaitu kelompok pemerintah daerah yang memiliki oposisi terhadap pemerintah pusat, pada tahun 1958.
Ahmad Yani kemudian dilantik menjadi Panglima Angkatan Darat, menggantikan Jenderal AH Nasution.
Ia diculik oleh Resimen Cakrabirawa yang dipimpin Letnan Kolonel Untung pada 30 September 1965.
2. Mayor Jenderal Siwondo Parman
Mayor Jenderal Siswondo Parman lahir pada tanggal 14 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah.
Parman pernah masuk ke sekolah kedokteran, namun berhenti sekolah setelah Jepang menjajah Indonesia.
Parman bekerja sebagai polisi militer pada masa pendudukan Jepang atau biasa disebut Kempeitai.
Kemudian, ia dikirim ke Jepang mengikuti pelatihan intelijen.
Namun, setelah kembali ke Indonesia, ia beralih menjadi seorang penerjemah karena Jepang sudah tidak menjajah Indonesia.
Parman bergabung di TKR atau Tentara Keamanan Rakyat pada 1945.
Beberapa bulan kemudian, ia diangkat menjadi kepala staf polisi militer di Yogyakarta.
Ia naik pangkat menjadi staf Gubernur militer di Jabodetabek yang berpangkat Mayor setelah beberapa tahun kemudian.
Parman pernah menggagalkan pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA yang dipimpin oleh Raymond Westerling.
Prestasinya tersebut membawanya untuk dikirim untuk sekolah polisi militer di Amerika oleh pemerintah Indonesia.