Glery Lazuardi/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Swiss German University (SGU) mengingatkan pentingnya memperkenalkan tempat-tempat bersejarah kepada para masyarakat luas.
Pasalnya, tempat-tempat bersejarah di suatu daerah dapat dikembangkan untuk menarik minat wisatawan.
Hal itu disampaikan oleh Vice Rector for Academic Affairs Swiss German University (SGU), Dr Irvan S Kartawiria ST MSc dalam kegiatan Gowes Jelajah Sejarah, pada Sabtu (6/11/2021).
Para peserta melakukan gowes ke tempat bersejarah di Tangerang Selatan (Tangsel) mulai dari Monumen palagan Daan Mogot di BSD, Rumah Belanda 1891 Cilenggang, Keramat Tajug, Monumen Perjuangan rakyat Serpong dan diakhiri di Taman Makam Pahlawan Seribu dengan tetap menerapkan protokol Covid-19.
Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945, Makna Tema serta Logo Hari Pahlawan ke-76, dan Link Twibbon
“Kita perlu mengenalkan kepada lebih banyak orang tentang tempat bersejarah di Tangsel apakah itu dijadikan tempat yang menarik untuk wisatawan datang,” tegas Irvan, sapaannya, dalam kegiatan tersebut.
Irvan menekankan, kegiatan ini juga dapat menjadi rujukan rute sepeda di kota Tangsel. Irvan melanjutkan, dengan bersepeda mendatangi tempat-tempat bersejarah juga bermanfaat untuk menambah ilmu.
“Kita sudah memperkenalkan rute bersepeda yang nyaman, sejuk dan juga segar udaranya dengan melintasi titik sejarah. Jadi tidak hanya dapat badan yang sehat tapi dapat cerita baru atau pandangan baru,” papar Irvan.
Sementara itu, Interim Vice Rector Non Academic Affairs Dr Nila K. Hidayat SE MM mengatakan, terdapat tiga komponen penting peningkatan destinasi wisata, yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
Baca juga: Kementerian PUPR Tingkatkan Kualitas 300 Sarana Hunian Pariwisata di Kawasan Mandalika
Hal ini termasuk untuk pengembangan tempat sejarah sebagai destinasi wisata.
“Saat atraksi kita tahu bersama bahwa setiap daerah pasti punya daya tarik atau keunikan atau keunggulan di masing-masing tempat. Saat berbicara masalah aksesibilitas artinya perjalanan menuju tempat itu harus diperhatikan apakah tempat itu mudah dicapai atau tidak,” papar Nila.
Sedangkan untuk amenitas, kata Nila sapaannya, adalah soal fasilitas pendukung. Hal tersebut dapat menjadi, pendukung bagi tempat bersejarah yang sudah memiliki banyak keunggulan dan keunikan sebagai destinasi wisata.
“Destinasi wisata itu mempunyai bersejarah dan nilai sejarah ini menjadikan tempat itu memiliki keunggulan atau keunikan sehingga banyak wisatawan atau masyarakat sekitar menjaga, melestarikan dan menjadi daya tarik dikunjungi banyak orang,” papar Nila.
Diketahui, kegiatan Jelajah Sejarah Tangsel ini juga diikuti oleh komunitas sepeda di Tangsel dan Jakarta yakni Gowes Cycling Club, Girigahana Cycling Team, Ojo Nelongso Ngepit dan Gowes Kemang. Kegiatan ini juga disponsori oleh Bamboonesia dan Gokskin.