TRIBUNNEWS.COM - Awan merupakan kumpulan partikel air di atmosfer yang sangat banyak dapat membentuk awan karena tekanan suhu tertentu.
Partikel air yang membentuk awan dapat berwujud tetes air cair atau kristal es yang berkumpul di satu tempat.
Di antara banyaknya jenis awan, Cumulonimbus merupakan awan yang mengandung partikel petir.
Awan Cumulonimbus akan terlihat memanjang di langit karena terbentuk di atmosfer yang panas.
Munculnya awan Cumulonimbus dapat menjadi pertanda cuaca ekstrem.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Siklon Tropis: Syarat Terbentuk hingga Musim Siklon di Sekitar Indonesia
Apa itu Awan Cumulonimbus?
Awan cumulonimbus adalah awan multi-level yang tampak mengancam, memanjang tinggi ke langit dalam bentuk menara atau gumpalan, dikutip dari laman Met Office.
Awan ini lebih dikenal sebagai awan petir karena dapat menghasilkan hujan es, guntur dan kilat.
Cumulonimbus terbentuk dari konveksi udara awan Cumulus kecil di permukaan atmosfer yang panas.
Mereka bergerak lebih tinggi hingga tercipta tenaga listrik yang besar seperti kekuatan 10 bom atom seukuran Hiroshima.
Cumulonimbus biasanya berada di ketinggian 1.100-6.500 kaki.
Awan Cumulonimbus berbentuk tepi atas berserat, dan bagian atas terlihat seperti landasan.
Cumulonimbus berpotensi menyebabkan hujan deras dan badai kilat.
Awan cumulonimbus dikaitkan dengan cuaca ekstrem seperti hujan deras yang lebat, badai hujan es, kilat, dan bahkan tornado.
Sel-sel cumulonimbus individu biasanya akan menghilang dalam waktu satu jam setelah hujan mulai turun, menyebabkan hujan lebat yang berumur pendek.