Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja.
Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya.
Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
3. Willem Smith
Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia, Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria.
Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia.
Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia.
4. Prof. Dr. Sangkot Marzuki
Prof. Dr. Sangkot Marzuki menyatakan bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal dari Austronesia dataran Sunda.
Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil.
Ia menyanggah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, karena Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia saat ini.
Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang sementara ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika.
5. Van Heine Geldern
Pendapatnya tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah.