News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Teori-teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Blue Bird Bali bersama warga sekitar yang beragama Hindu melakukan ritual Metatah di kawasan Sesetan, Denpasar Selatan, Sabtu (16/5/2015). Ritual matatah adalah tradisi mengikis enam gigi bagian atas yang berbentuk taring, dengan tujuan mengurangi sifat buruk, atau enam musuh pada dirinya. (TRIBUNNEWS/HO). Teori-Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia

TRIBUNNEWS.COM - Secara garis besar, peneliti membagi proses masuknya budaya Hindu-Buddha menjadi dua.

Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X (2020) oleh Mariana, M.Pd, pendapat pertama bertolak dari anggapan yakni bangsa Indonesia berlaku pasif dalam proses ini.

Para pendukung konsep pertama selalu beranggapan telah terjadi kolonisasi oleh orang-orang India.

Teori yang termasuk dalam kelompok pendapat pertama antara lain: Teori Brahmana, Teori Ksatria, Waisya, dan Sudra.

Pendapat kedua yang muncul lebih akhir memberikan peranan aktif kepada bangsa Indonesia.

Adapun yang termasuk dalam pendapat kedua ini adalah Teori Arus Balik.

Baca juga: Penemu Manusia Purba Pithecanthropus Erectus, Ini Pola Kehidupan Manusia Purba

Baca juga: Mengenal Bencana Hidrometeorologi: Pengertian dan Contoh Bencana yang Terjadi di Indonesia

a. Teori Brahmana

Van Leur mengajukan keberatan baik terhadap teori ksatria maupun teori Waisya.

Keberatan pertama adalah mengenai kolonisasi.

Suatu kolonisasi yang melibatkan penaklukan oleh golongan ksatria tentunya akan dicatat sebagai suatu kemenangan.

Namun, catatan itu tidak ditemukan dalam sumber-sumber tertulis di India.

Di Indonesia pun tidak ditemukan prasasti-prasasti sebagai bukti adanya penaklukan.

Selain itu, suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari tanah asal.

Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan, dan sebagainya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini