TRIBUNNEWS.COM - Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879.
Kartini adalah anak dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M. A. Ngasirah yang merupakan keluarga bangsawan Jawa.
Dikutip dari Buku Siswa SD/MI Kelas VI Tema 7 Kepemimpinan (2018) oleh Heny Kusumawati, dkk, Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara.
Kartini kecil berbeda dengan anak-anak perempuan di kampungnya.
Ia mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di sekolah bagus.
Baca juga: Siapa Pencipta Lagu Ibu Kita Kartini? Berikut Penjelasan dan Lirik Lagunya
Baca juga: Mengenal NATO: Awal Terbentuk, Perannya saat Perang Dingin hingga Masa Kini
Kartini menempuh pendidikan di Europese Lagere School (ELS) hingga usianya 12 tahun.
Setelah itu, ia dipingit di rumah sesuai tradisi Jawa pada masa itu.
Selama sekolah di ELS, Kartini belajar Bahasa Belanda.
Dikarenakan bisa berbahasa Belanda, Kartini mengirim surat kepada teman-teman di Belanda yaitu Rosa Abendanon dan Estelle “Stella” Zeehandelaar.
Surat-surat yang ditulisnya lebih banyak berisi keluhan-keluhan tentang kehidupan wanita pribumi yang sulit untuk maju.
Kebiasaan wanita harus dipingit dan tidak bebas menuntut ilmu diungkapkan dalam surat-surat Kartini.
Menurut Kartini, perempuan harus memperoleh kebebasan dan kesetaraan baik dalam kehidupan maupun di mata hukum.
Kartini ingin melanjutkan sekolah ke Jakarta atau ke Belanda, tetapi orang tuanya tidak mengizinkannya.
Meskipun demikian, orang tuanya tidak melarangnya untuk menjadi seorang guru.