“Dihadapkan dengan hambatan belajar seperti itu, kami mengevaluasi diri. Hasilnya, kami menemukan permasalahan utamanya sebenarnya ada dalam pola pikir kami dalam melaksanakan pembelajaran daring,” ucap perwakilan dari Trimurti Senior High School.
Ia melanjutkan, “Kami masih memakai pola pikir pembelajaran tatap muka normal dalam pembelajaran daring. Kami masih menganggap guru adalah kontrol utama pembelajaran dan orang tua atau keluarga di rumah hanya sebagai pemantau. Kami masih menganggap pembelajaran sebagai proses transfer materi sebanyak-banyaknya. Kami juga masing menggunakan teknik pengajaran tatap muka saat pertemuan daring.”
Memulai blended learning plus
Lebih jauh lagi, pihak sekolah pun melakukan perubahan pola pikir dan merancang pembelajaran dengan konsep blended learning plus yang efektif untuk memaksimalkan proses pembelajaran daring atau hibrida, melakukan tatap muka terbatas bagi siswa yang kesulitan akses internet.
Konsep ini pertama dikembangkan dengan membangun sinergi antara sekolah, siswa dan rumah. Nantinya proses pelaporan kehadiran dan capaian belajar siswa secara rutin, dilakukan oleh guru dengan pendataan presensi dan hasil penugasan kecil.
Hasil pendataan ini kemudian dikumpulkan dan direkapitulasi oleh wali kelas. Kemudian hasil rekapitulasi dilaporkan ke orang tua melalui grup aplikasi chat online. Ini dilakukan setiap hari, sehingga orang tua bisa melihat perubahan capaian pembelajaran siswa.
Apabila ditemukan ketidakaktifan atau kesulitan belajar, wali kelas langsung konfirmasi ke orang tua untuk dicarikan solusi terbaik.
Konsep blended learning plus yang kedua adalah membangun pembelajaran yang esensial. Guru melakukan pemetaan materi pembelajaran yang esensial dan sampingan untuk siswa.
Proses pembelajaran diutamakan untuk penguasaan materi esensial dan materi sampingan yang digunakan sebagai pelatihan bagi siswa.
Sementara yang ketiga, membangun pembelajaran yang relevan, kaya dan menarik. Pembelajaran mengusung tema yang dikaitkan dengan topik-topik di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran bisa dalam bentuk aktivitas, seperti membuat video, proyek dan sebagainya.
Jalin kerja sama dengan Ruangguru
Demi mewujudkan tiga hal utama dalam konsep blended learning plus tersebut, Trimurti Senior High School pun menjalin kerja sama dengan penyedia konten belajar interaktif terkemuka, yakni Ruangguru.
Sekolah menyediakan perangkat tatap muka daring yang memungkinkan guru bisa melakukan aktivitas mengajar lebih leluasa, seperti webcam wide angle, headset nirkabel dan green screen.
Setelah mengembangkan dan melaksanakan blended learning plus, hasilnya sangat positif dalam proses pembelajaran daring.