News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Sejarah Wayang Kulit, Perkembangan Wayang di Indonesia dan Peran Dalang dalam Pertunjukan

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pertunjukan wayang kulit. Wayang Kulit adalah kesenian daerah yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Pertunjukkan wayang kemudian berkembang menjadi beberapa jenis berdasarkan wayang, di antaranya wayang kulit, wayang wong, dan wayang golek.

Baca juga: Tarik Minat Milenial, Airlangga Minta Seni Pertunjukan Wayang Dikombinasikan dengan Bahasa Indonesia

Wayang Kulit

Dalam rangka melestarikan budaya Jawa (nguri nguri budaya Jawa) serta dalam rangka HUT Patra Semarang yg ke-45 menggelar acara pementasan wayang kulit yang mengusung tema "Semar Bangun Kayangan" dengan dalang Ki Seno Nugroho yang berlangsung di halaman Hotel Patra Semarang, Kamis (27/6) malam. Dalam pementasan wayang ini menceritakan tentang pembangunan Kota Semarang hingga menuju kayangan. (Tribun jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Wayang Purwa atau wayang kulit adalah wayang yang berbahan dasar kulit kerbau.

Dikutip dari laman Kemdikbud, wayang purwa di ciptakan oleh Prabu Jayabaya dengan gelar Arum Gandaning Brahmana.

Saat itu, Prabu Jayabaya ingin membuat wayang purwa karena senang pada cerita dan riwayat para nenek moyangnya, tercantum dalam serat Pustakaraja Purwa.

Ia mendapat inspirasi dari arca para dewa dan gambar yang diukir sepanjang tembok batu sekeliling candi.

Ukiran-ukiran tersebut menceritakan Rama dalam cerita Ramayana.

Awalnya Prabu Jayabaya membuat coretan gambar meniru arca para dewa di atas daun Tal.

Wayang yang digambar pertama adalah arca Batara guru, kemudian prabu juga menggambar dewa-dewa.

Setelah selesai di gambar, hasilnya tersebut direntangkan dengan menggunakan tali, menurut urutan sejarahnya dan kemudian dimasukkan ke dalam peti ukiran kayu kecil.

Wayang diatas daun Tal tersebut dilihat kembali pada hari ulang tahun Prabu.

Melihat gambaran wayang tersebut yang terlalu kecil, kemudian sang Prabu memerintahkan untuk memindahkan gambar wayang di atas kulit lembu yang sudah diolah dan dikeringkan.

Gambar wayang lalu ditatah di atas kulit, lalu diberi pegangan dari bambu.

Jumlah wayang pertama sebanyak 50 buah dan diberi nama Wayang Purwa dengan Sengkalan: Candraning Wayang Wolu, pada tahun Surya 861.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Wayang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini