Pertunjukkan wayang kemudian berkembang menjadi beberapa jenis berdasarkan wayang, di antaranya wayang kulit, wayang wong, dan wayang golek.
Baca juga: Tarik Minat Milenial, Airlangga Minta Seni Pertunjukan Wayang Dikombinasikan dengan Bahasa Indonesia
Wayang Kulit
Wayang Purwa atau wayang kulit adalah wayang yang berbahan dasar kulit kerbau.
Dikutip dari laman Kemdikbud, wayang purwa di ciptakan oleh Prabu Jayabaya dengan gelar Arum Gandaning Brahmana.
Saat itu, Prabu Jayabaya ingin membuat wayang purwa karena senang pada cerita dan riwayat para nenek moyangnya, tercantum dalam serat Pustakaraja Purwa.
Ia mendapat inspirasi dari arca para dewa dan gambar yang diukir sepanjang tembok batu sekeliling candi.
Ukiran-ukiran tersebut menceritakan Rama dalam cerita Ramayana.
Awalnya Prabu Jayabaya membuat coretan gambar meniru arca para dewa di atas daun Tal.
Wayang yang digambar pertama adalah arca Batara guru, kemudian prabu juga menggambar dewa-dewa.
Setelah selesai di gambar, hasilnya tersebut direntangkan dengan menggunakan tali, menurut urutan sejarahnya dan kemudian dimasukkan ke dalam peti ukiran kayu kecil.
Wayang diatas daun Tal tersebut dilihat kembali pada hari ulang tahun Prabu.
Melihat gambaran wayang tersebut yang terlalu kecil, kemudian sang Prabu memerintahkan untuk memindahkan gambar wayang di atas kulit lembu yang sudah diolah dan dikeringkan.
Gambar wayang lalu ditatah di atas kulit, lalu diberi pegangan dari bambu.
Jumlah wayang pertama sebanyak 50 buah dan diberi nama Wayang Purwa dengan Sengkalan: Candraning Wayang Wolu, pada tahun Surya 861.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Wayang