Sang Ular sangat marah mendengar ejekan Tikus. Ia lalu kembali ke sarangnya dengan perut yang lapar. Sedangkan Tikus masih lahap dengan makanannya.
Waktu terus berjalan, tetapi ular tidak juga menemukan makanan. Ia juga enggan untuk ke luar dari sarangnya.
Sementara itu, Tikus sudah lelap dalam sarangnya. Ular yang masih dalam keadaan lapar segera mengendap-endap mendekati sarang Tikus meski ia masih sangat kesal terhadap Tikus. Dan kini ular telah berada di sisi Tikus yang sedang tidur pulas.
Ular: "Hei, Tikus. Aku sudah berada di sebelahmu dan siap untuk menyantapmu!"
Tikus segera terbangun dari tidurnya. Sambil berpura-pura menguap, ia mulai memutar otak agar bisa lolos dari cengkeraman sang Ular.
Tikus: "Tunggu dulu Ular, sahabatku. Kalau kau ingin memakanku, kau harus berpikir dulu. Kita hanya berdua di sini, tidak ada hewan lain. Jika kau memakanku maka kau akan sendiri. Kau tidak akan mempunyai teman yang dapat kau ajak mencari makan. Kalau begitu kau tidak akan makan dan akhirnya kau akan mati!"
Sejenak sang Ular terdiam. Ia mencoba merenungkan nasihat Tikus.
Ular: "Jadi, kita tidak bisa hidup sendiri?"
Tikus: "Tentu. Bukankah kita bisa berteman dan tentunya kita dapat mencari makan bersama. Bukankah itu lebih menyenangkan daripada nantinya setelah kau memakanku kau hanya akan hidup sendiri."
Ular mengangguk tanda mengerti.
Ular: "Baiklah kalau begitu, maafkan aku!"
Tikus pun memaafkan ular. Mereka tersenyum bahagia, kemudian beranjak mencari makanan bersama-sama.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 3 SD Halaman 14 17 18 19 20 Subtema 1 Pembelajaran 2: Bandeng Presto
Kunci Jawaban Halaman 7
Ayo Mencoba
Ayo cari tahu tentang isi dongeng yang disampaikan oleh guru!
Jawablah pertanyaan di bawah ini!