“Ya Tuhan! Ternyata didalamnya ada logam emas !!! “ pekik Petani itu kaget bukan kepalang.
Ia mengintip dari lubang kendi dan memang benar ada beberapa keping logam emas murni.
Hati nuraninya bertempur, antara diambil atau dibiarkan saja.
“Ini kan ladang majikanku, apapun yang ada di ladangnya adalah miliknya, aku tak akan mencuri sesuatu yang bukan hakku” ujar Petani itu sambil memegang kendi tanah liat yang berisi emas koin murni.
Pak petani berhati baik.
Ia tidak mengambil kendi yang berisi koin emas itu.
Pak petani lalu membiarkan kendi pada posisi semula, di pojok sawah.
Ia pun melanjutkan pekerjaannya, bercocok tanam di sawah itu.
Ketika sampai di rumah, Pak Petani menceritakan pengalaman anehnya saat berada di sawah.
Istriya sangat terkejut dan agak marah karena menilai suaminya itu manusia terbodoh di dunia.
“Kenapa Bapak tak ambil saja kendi berisi koin emas itu?”
“Jangan Bu, itu bukan hak kita. Segala sesuatu yang berada di tempat orang lain, apapun alasannya, tidak boleh kita ambil. Itu bukan milik kita” nasihat suaminya yang memang sangat jujur dan taat pada ajaran agama.
Diam-diam, ada seorang ibu yang kebetulan mendengar percakapan petani itu dari balik dinding rumah, dan sang ibu itu sangat tertarik untuk mengambil kendi di sawah itu.
Karena sudah malam, ia mengajak suaminya untuk ke sawah, tempat biasanya pak petani itu bekerja.
“Ayo Pak, kita cari kendi berisi koin emas itu, pasti masih ada di ladang, mumpung belum banyak orang tahu. Kan kita bisa langsung kaya Pak”.
“Iya juga ya, ayo ayo, mumpung bulan purnama, pasti tak terlalu gelap di sawah. Bapak bawa senter juga,” ujarnya sambil bernafsu untuk mengambil kendi itu.
Sepanjang perjalanan, pasangan suami istri yang terkenal rakus itu tertawa dan berkhayal.
Kelak ketika menemukan kendi berisi tumpukan koin emas itu, ia bisa membeli sawah, rumah, dan dapat uang banyak.
Nafsu duniawinya sudah menguasainya.
“Dimana Bu kendinya, sawah seluas ini mana mungkin bisa kita telusuri, apalagi malam hari”.
“Yang saya dengar tadi, katanya tak jauh dari pohon beringin Pak, pas di pokok sawah. Tapi … itu kan dekat dengan kuburan Pak” ujar istrinya agak ketakutan.
“Tenang saja Bu, kan ada Bapak, ayo kita ambil bersama”.
Keduanya lalu menuju pohon beringin yang kebetulan berdekatan dengan sawah.
Setelah mencari beberapa lamanya, akhirnya pak petani berhati iri dan serakah itu menemukannya.
“Bu, ini kendinya…. Ayo, Bu kita pergi dari sini. Kita buka di rumah saja,” sarannya pada sang istri.
Keduanya pun bersorak kegirangan.
Tak terasa, sampailah ia di rumahnya, tetapi hari sudah sangat larut.
Karena tak sabar dan terbakar rasa penasaran, akhirnya kedua petani serakah itu membalikkan kendi itu.
Dan apa yang keluar dari kendi itu?
“Haaaa! Kok isinya ular berbisa, mana koin emasnya Bu?”
Keduanya sangat kecewa dan sangat marah.
Mereka capai ke sawah dan telah mencari di sana.
Mereka hanya menemukan kendi berisi ular berbisa.
“Kita ditipu Pak sama mereka. Ayo, Pak tutup lagi kendi itu dan taruh di depan pintu mereka, pasti besok mereka akan buka” usul sang istri yang juga sangat marah da terbakar balas dendam.
Singkat cerita, suami istri yang dengki itu menaruh kendi di depan pintu dengan harapan akan dipatuk ular berbisa.
Dan keduanya pun pergi dengan perasaan penuh kedengkian.
Pagi harinya, Pak Petani yang berhanti bersih itu kaget, karena menemukan kendi di depan pintu rumahnya.
Karena merasa berada di rumahnya sendiri, ia pun berani mengambil dan memeriksanya.
“Ibu … saya menemukan kendi yang kemarin aku ceritakan itu di depan pintu rumah. Ayo, kita periksa bersama”.
“Aneh ya Pak, kok tiba tiba saja kendi yang berada di sawah itu ada di depan rumah. Jangan-jangan malaikat yang mengantarkannya”.
Alangkah kagetnya kedua pasangan suami istri yang baik hati itu.
Isi kendi bukan hanya koin emas saja, tetapi ada beberapa berlian besar dan indah.
Sejak saat itu, pasangan suami istri itu hidup layak dan berkecukupan.
Namun, mereka tetap baik hati.
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 165
Berdasarkan bacaan yang telah disajikan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Siapakah tokoh utama dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’?
Jawaban:
Tokoh utamanya adalah Pak Petani yang baik hati.
2. Siapakah tokoh pembantu tambahan dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’?
Jawaban:
Tokoh pembantunya adalah istri dari pak petani dan pasangan suami istri yang serakah.
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 166
3. Siapakah yang menjadi tokoh antagonis?
Jawaban:
Tokoh antagonis dalam cerita tersebut adalah sepasang suami istri yang rakus dan serakah.
4. Mengapa tokoh pada jawaban soal nomor 3 disebut tokoh antagonis?
Jawaban:
Karena mereka mempunyai sifat yang tidak baik yaitu menguping pembicaraan orang lain dan pendendam.
5. Sikap apakah yang tecermin pada tokoh utama dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’?
Jawaban:
Pak Petani sebagai tokoh utama mempunyai sikap yang baik, amanah dan bijaksana.
Disclaimer:
Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com/Widya)