“Kita akan terus bersama para penghafal Qur’an yang karena merekalah negeri ini penuh dengan cahaya dan keberkahan serta menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ungkapnya.
Duta Quran Indonesia sendiri merupakan lembaga non-profit yang berfokus pada peningkatan kualitas lembaga pendidikan Al-Qur’an, peningkatan mutu tenaga pendidik Al-Qur’an, dan penyelanggaraan program kegiatan untuk santri dan orang tua santri di seluruh Indonesia.
Lembaga ini telah berpengalaman mengelola lembaga pendidikan Al-Qur’an lebih dari delapan tahun.
Ummi Rasyid menjelaskan, per 25 Maret 2022, Duta Quran Indonesia telah menaungi 1427 pondok pesantren dan Rumah Qur’an yang tersebar di 139 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan jumlah guru 3.228 orang dan 102 ribu santri.
Sedangkan ASAR Humanity berdiri pada 1 November 2018 dan selama ini bergerak di bidang kemanusiaan dengan fokus utama di bidang pendidikan, khususnya pesantren tahfiz, emergency (kebencanaan) dan bantuan peduli dunia.
"Indikasi sukses dari program kami adalah makin bayak santri yang bergabung, jumlah guru yang lebih banyak, jumlah penghafal juga lebih banyak, juga perbaikan infrasruktur penunjang," ungkap Ustaz Ade Heru Saefulloh.
"Kita menjadi relawan di bidang pendidikan Al Quran. Indikasi majunya peradaban adalah jika pendidikannya maju dan di leading oleh pendidikan agama. Kami sangat dibantu oleh Pemerintah, dan Kementerian Agama. Misalnya, kami difasilitasi dalam pemakaian gedung milik Kemenag," imbuhnya.
*Sebagian materi artikel ini tayang di Grid.id