Boedi Oetomo selaku organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Tanah Air.
Awalnya, jangkauan Boedi Oetomo hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk masyarakat Tanah Air seluruhnya dengan tidak memerhatikan perbedaan.
Boedi Oetomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik.
Adapun bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022, Dapat Dibagikan di Media Sosial
Keluarnya Beberapa Anggota Boedi Oetomo
Sayangnya, beberapa anggotanya seperti dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) keluar dari Boedi Oetomo.
Mereka keluar karena Boedi Oetomo hanya bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Berbeda dengan keinginan mereka akan gerakan yang lebih militan dan langsung bergerak dalam bidang politik.
Meski kehilangan beberapa anggotanya, Boedi Oetomo tetap berpegang teguh pada prinsipnya untuk berjuang di bidang sosial-budaya dan pendidikan.
“Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar mati tanpa bekas” itulah semboyan Boedi Oetomo yang menggunakan filsafat Pohon Beringin.
Walaupun Boedi Oetomo tidak langsung terjun ke bidang politik, namun semangat dan pemikiran para anggotanya telah menjadi pemicu api perjuangan untuk melepaskan bangsa ini dari jajahan kolonialisme.
Hal ini terbukti dengan tumbuhnya organisasi-organisasi yang juga berjuang di bidang politik secara diplomatis seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, Muhammadiyah, dan masih banyak yang lainnya.
Boedi Oetomo telah mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya secara dilakukan secara fisik menjadi perjuangan secara diplomatis.
Boedi Oetomo juga mengubah perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional.