2. Kutipan: Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada damarsewu, menegur, “Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda.” Dan Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang
Patih. “Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini Kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang.”
Struktur: Pengungkapan Peristiwa
Keterangan: Pada bagian ini penulis menyajikan terjadinya peristiwa yaitu Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa pemberitahuan.
Baca juga: Kunci Jawaban IPAS Kurikulum Merdeka Kelas 5 Halaman 57 58: Proses Transfer Energi
3. Kutipan: ”Bagaimana Bupati Jepara?”
”Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat sembah. ”Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang.
”Begitulah kata warta,” Pada meneruskan dengan hati-hati matanya tertuju pada Boris. ”Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya.”
Struktur: Puncak Konflik
Keterangan: Pada bagian ini terjadi peristiwa besar yaitu terbunuhnya Bupati Jepara dan rusaknya bangunan-bangunan di Jepara.
4. Kutipan: Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian–kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan gajah. Nama barunya: Wirabumi. Panggilannya yang lengkap: Gusti Patih Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus
dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali.
Struktur: Resolusi
Keterangan: Pada bagian ini terjadi penyelesaian konflik. Tuban dibangun kembali oleh Demak dengan menjadikan Wirabumi sebagai bupati.
5. Kutipan: Sang Adipati telah menjatuhkan titah: kapal-kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupun Pasai.
Struktur: Koda
Keterangan: Akhir cerita ditutup dengan diizinkannya kapal Tuban berlabuh dan berdagang di Malaka.
*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Latifah)