Puisi tersebut bertema ketuhahanan karena si aku berdialog dengan Tuhan. Dia merasa begitu dekat dengan Tuhan. Si aku-lirik merasa dirinya menyatu dengan Tuhan. Aku lirik menggunakan analogi, jika Tuhan sebagai api, si aku adalah panas dari api itu. Jika Tuhan diibaratkan sebagai kain, si aku sebagai kapasnya (kain yang terbuat dari kapas).
- Gagasan dan pandangan:
Melalui puisi itu, penyair ingin menyampaikan gagasan bahwa sebenarnya antara manusia dan Tuhannya tak bisa dipisahkan. Tak mungkin ada manusia jika tidak ada Tuhan yang menciptakan. Karena itu, Tuhan itu begitu dekat.
Melalui gagasan itu, penulis menyampaikan pandangan bahwa kedekatan kita kepada Tuhan haruslah diwujudkan dengan beribadah kepada-Nya. Misalnya, menyembahnya di malam hari. Hal itu tampak dari larik berikut: Dalam gelap (maksudnya malam), kini aku nyala (maksudnya mengingat Tuhan dengan cara beribadah kepada-Nya di malam hari) pada lampu padammu. Lampu padam dapat diartikan sebagai ketiadaan matahari di malam hari. Matahari itu lampu, yang pada malam hari menjadi padam.
*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Latifah)